Polemik tentang perizinan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) 2014 selesai sudah. Izin dari pihak birokrasi akhirnya diberikan juga. Namun bukan tanpa syarat. Panitia pengarah diberi beban yang lebih besar untuk bertanggung jawab atas jalannya kegiatan nanti.
Tidak adanya izin dari birokrasi kampus jelas merupakan hambatan besar bagi pelaksana LDKM 2014 (Baca: Dilema LDKM 2014).  Setelah menunggu selama sepekan, panitia pelaksana LDKM 2014  kini telah mendapat jawaban dari birokrasi kampus, dalam hal ini yaitu Pembantu Dekan III. Sappewali, selaku ketua panitia menuturkan bahwa restu birokrasi tidak serta merta diberikan, namun menekankan adanya tanggung jawab yang lebih pada panitia pengarah.
“Diizinkan mi dengan syarat persoalan keamanan, ketertiban, yang berkaitan dengan persoalan peserta LDKM dikembalikan dan dipertanggungjawabkan oleh Steering Comitee (SC), diluar daripada tanggung jawab birokrasi” ujar mahasiswa angkatan 2012 ini. 
Koordinator Panitia Pengarah (SC–red), Laode Irfan, membenarkan informasi tentang perizinan tersebut, “Saya baru dapat konfirmasi tadi malam (Minggu, 26/10 –red) setelah waktu hari Jumat-Sabtu melakukan lobby. Saya dapat infonya dari Kemendiklat. Pak Ahkam katanya memberikan izin untuk bermalam entah di mana nanti kegiatannya yang jelas izin bermalam sudah fix. Ada catatan khusus yang diberikan yaitu yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan LDKM adalah pengarah,” ungkap demisioner Presiden BEM Periode 2013-2014 yang diwawancarai Senin (27/10) lalu.
Muflih Wahid selaku Menteri Pendidikan dan Pelatihan menegaskan bahwa secara keseluruhan tanggungjawab kegiatan LDKM ini ada di semua pihak (BEM Kema F.Psi UNM, Panitia Pelaksana, dan Panitia Pengarah –red).
“Kita semua bertanggung jawab toh, pasti saya bertanggung jawab, cuman saya bilangnya sama SC itu hari sesuai dengan smsnya Pak Ahkam. Yang jelas disuruh SC bertanggungjawab dalam artian kan semua kita bertanggung jawab cuman mungkin harus SC yang lebih begitu,” ungkap pengurus BEM Kema F.Psi UNM yang baru dilantik ini.
Menanggapi hal tersebut, Laode Irfan menyatakan bahwa dirinya selaku koordinator panitia pengarah siap menerima tanggung jawab yang diberikan padanya. “Saya dan kawan-kawan SC insya Allah siap apapun resikonya,” tegas mahasiswa angkatan 2010 ini.
Ditemui di ruang kerjanya Muh. Ahkam, selaku Pembantu Dekan III, menjelaskan bahwa ia tidak mempermasalahkan izin pelaksanaan kegiatan, hanya saja ia mempermasalahkan konten materi yang diberikan kepada peserta.
“Sebenarnya kita tidak persoalkan masalah perizinan, tidak ada ji masalah. Yang kita tanyakan itu kontennya, iya materinya. Kemudian apakah materi itu harus disampaikan malam. Kalo’ bisa disampaikan pada siang kenapa dipaksakan malam. Kalo’ menurut saya itu kan kita bisa pulang, bisa nyenyak tidur, kerjakan tugasnya, panitia juga begitu, dan yang lain-lainnya kan juga begitu,” tutur Ahkam.
Lebih lanjut terkait tanggung jawab yang diamanahkan kepada panitia pengarah, Ahkam menegaskan bahwa panitia pengarah memiliki peran yang paling penting dalam konsep acara dan konten materi yang akan diberikan kepada peserta. “Semua akan bertanggung jawab toh, pengarah yah. BEM kan hanya penyelenggara yah. Tapi yang paling penting kan siapa-siapa yang mengisi materi, siapa stering-nya kan yang mau mengerecoki mahasiswa itu kan, yah toh anda sudah pernah mengikuti sesuatu yang paling berpengaruh itu kan anda sudah tahu. (YNT/NJ)