Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa (EDOM) merupakan sebuah wadah yang memberi kesempatan kepada mahasiswa F. Psi untuk mengevaluasi pembelajaran selama satu semester untuk masing-masing dosen dan mata kuliah. Hasil evaluasi ini juga akan digunakan sebagai referensi dalam memperbaiki mutu kegiatan pembelajaran pada semester berikutnya.

EDOM berbentuk lembar evaluasi dalam bentuk digital yang wajib diisi oleh seluruh mahasiswa aktif Fakultas Psikologi UNM, dan sebagai sanksi untuk mahasiswa yang tidak mengisi EDOM maka nilai ujian akhir semesternya tidak akan keluar. Untuk itu, mahasiswa diminta untuk berpartisipasi penuh demi kelancaran evaluasi pembelajaran.

Terkait pelaksanaan EDOM, ada banyak tanggapan dari para mahasiswa mengenai pengadaan lembar evaluasi online ini. Sebanyak 10 mahasiswa yang ditanyakan tentang tanggapannya terhadap pelaksanaan EDOM, ada 8 yang memberikan respon kurang tertarik. Salah satu alasan di balik sikap mereka adalah tampilan EDOM yang kurang menarik. 

Alfirah Ali, mahasiswa asal Sinjai ini membagi pandangannya bahwa kemungkinan tidak efektifnya EDOM adalah karena bentuknya yang seperti essay sehingga mahasiswa jadi kurang tertarik. “Bentuk dari EDOM yang seperti ini, tidak terlihat efisien menurut saya karena ada beberapa teman saya yang mengeluh karena pengisiannya yang cenderung bersifat essay sehingga kurang diminati mahasiswa,” paparnya.

Ditanyai mengenai persoalan yang sama, Andi Nur Wahidah, sebagai angkatan 2014 memandang EDOM merupakan hal positif namun beberapa mahasiswa mungkin tidak memanfaatkannya dengan baik. “ Kalo' saya selalu ja berusaha buat berpikir positif. Kupikir bagus ji ini EDOM, di sini mi dikeluarkan pendapat ta’ semua, bukan cuman ngoceh-ngoceh gaje di luar. Meskipun begitu mungkin beberapa teman ada yang malas atau ngeluh atau apalah karena menurut mereka terlalu banyak, mungkin mager (red: malas gerak) ki untuk ngetik jadi  gitu mi,” ucap mahasiswi yang akrab disapa Nunu ini.

Lain Wahidah, lain pula Muhajirin sebagai anggota Maperwa Kema F.Psi UNM ia menyatakan ketertarikannya untuk  mengisi EDOM bukan hanya karena kewajiban tapi melalui ini kinerja para dosen dapat dievaluasi oleh mahasiswa. “Bukan cuman karena ini hal yang wajib, tapi juga untuk peningkatan akreditasi dan ajang mengeluarkan uneg-uneg. Melalui evaluasi seperti ini, dosen bisa melakukan introspeksi diri, agar tahu model pembelajaran yang baik untuk mahasiswa itu yang bagaimana,” ungkap Muha.

Diny Sri Marini, mahasiswa angkatan 2013 menyayangkan sikap mahasiswa yang malas mengisi EDOM. “Kalau ditanya mengenai tertarik atau tidak, ya sebagai mahasiswa yang baik kesampingkan mi saja itu. Kita kan kuliah, kita bayar, kita harus saling membantu memberi saran hal-hal apa yang perlu diperbaiki baik dari segi fasilitas atau proses pembelajaran, biar dosen dan mahasiswa sama-sama nyaman. Kalau mau bilang tidak tertarik kembali ke mahasiswanya lagi yang masa bodoh, fakultas sudah kasih sarana untuk berkomentar dan memberi saran terbaik daripada pergi cerita macam-macam kesana kemari,” jelas mahasiswi angkatan 2013 ini.

Sebagai tambahan, Dini berharap dengan adanya evaluasi semacam ini, para dosen akan mencoba meningkatkan mutu pembelajarannya agar menjadi teladan yang baik.  (NL)