Aksi Aliansi UNM Mengusung Tema "Menuju Reformasi Jilid II" yang Berlangsung di Depan Menara Phinisi UNM pada Senin (11/04) Kemarin.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Selasa (12/04)- Aksi yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) Bersatu dengan tema "Menuju Reformasi Jilid II" pada Senin (11/04) kemarin menuai tanggapan beragam dari masyarakat.

Berlokasi di depan Menara Phinisi UNM, massa aksi yang terdiri dari sejumlah fakultas yang ada di UNM tersebut membawa isu yang menjadi tuntutan massa, antara lain menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), menolak kenaikan harga sembako, hentikan dan tuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), pencabutan undang-undang yang dianggap tidak pro kepada rakyat, serta evaluasi kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Itu kami beranjak dari kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini, itukan jelas-jelas nyata apa yang telah disepakati oleh pemerintah pusat yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang saya sebutkan tadi (baca: tuntutan mahasiswa) itu jelas-jelas nyata menimbulkan banyaknya protes dari masyarakat luas,” jelas Ihsan Wirawan, Jenderal Lapangan (Jenlap) Aksi Aliansi UNM Senin (11/04) kemarin. 

Ia menambahkan bahwa aksi yang digelar bertujuan untuk menunjukan bahwa kondisi negara sedang tidak baik-baik saja saat ini.

“Adapun tujuan hari ini teman-teman untuk menuntut pemerintah bahwasanya negara hari ini sedang tidak baik-baik saja di bawa kepemimpinan Jokowi, 8 tahun kepemimpinan Jokowi Ma’ruf Amin yang di pertontonkan hanya penindasan dan ke-zholim-an, karena dibawah kepemimpinan ini telah banyak mengeluarkan kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat,” tambahnya.

Dalam aksi kali ini, ia menerangkan bahwa ada sekitar empat belas organisasi yang terlibat dalam aksi. Organisasi-organisasi tersebut terdiri dari BEM (baca: Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Himpunan Mahasiswa dari masing-masing fakultas. 

“Hari ini ada 17 organ (baca: organisasi) yang terlibat dalam gerakan mahasiswa UNM bersatu. Yaitu adanya 7 BEM fakultas dan 10 Himpunan dari berbagai fakultas,” sebutnya.

Aksi yang digelar pada siang hari kemarin mengakibatkan di arus kendaraan yang melewati Jl. AP Pettarani terpaksa di alihkan. AP salah satu warga sekitar yang biasa menggunakan akses jalan ketika beraktivitas sehari-hari mengaku terganggu dengan aksi yang digelar.

“Terkait (baca: pemblokiran) Pettarani, jalannya. Iya terganggu,” ungkapnya.

Berbeda dengan AP, F, warga pengguna jalan lainnya mengaku mendukung aksi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa UNM Bersatu, meskipun harus menutup jalan sebagai rangkaian aksinya.

“Biarlah mereka menutup jalan itu seharian dari pada akan tertindas 5 tahun kedepan,” ungkapnya.

Dirinya juga menerangkan bahwa masyarakat juga seharusnya mengetahui mengenai isu-isu yang dibawa oleh massa aksi dan tidak hanya menyalahkan mahasiswa terkait penutupan akses jalan.

“Apalagi dengan adanya isu-isu yang mereka bawa itu menarik, memang dan masyarakat harus tahu itu juga, jangan seolah-olah hanya menyalahkan mahasiswa dan beberapa kelompok yang turun,” tutupnya. (PHS)

Posting Komentar