Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Indonesia Timur Menggelar Aksi Demonstrasi dengan Tema "Wujudkan Kesejahteraan Rakyat" yang Berlangsung di Jl. AP. Pettarani, pada Kamis (21/04).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Kamis (21/04)- Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Indonesia Timur (AMMATIR) menggelar aksi demonstrasi dengan mengangkat tema "Wujudkan Kesejahteraan Rakyat" yang berlangsung di Jl. AP. Pettarani, pada Kamis (21/04) siang.

Gery, Jenderal Lapangan (Jendlap) aksi kali ini menguraikan bahwa AMMATIR terdiri atas organisasi dari enam universitas yang turun bersama dalam satu massa aksi. Keenam universitas yang tergabung dalam AMMATIR antara lain Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wira Bhakti, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar (STIEM) Bongaya, dan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Makassar.

"Ada beberapa sektor kampus yang membawa satu gerakan yang bernama AMMATIR, Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Indonesia Timur, yang tergolong di dalamnya ada enam universitas. Sempat bergabung saat ini ada UNM, UMI, STIE Wira Bhakti, STIEM Bongaya, dan LP3I," urai Gery.

Dalam aksi ini, Gery mengemukakan ada sembilan poin tuntutan. Tuntutan yang dibawa oleh AMMATIR antara lain, tolak kenaikan harga bahan pokok, Bahan Bakar Minyak (BBM),dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), stop dan tuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), tolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), cabut Undang-undang (UU) yang tidak pro rakyat, wujudkan pendidikan gratis, wujudkan reformasi agraria sejati, dan bebaskan seluruh tahanan politik.

"Kalau sekarang isu yang diangkat ada sembilan, tapi yang urgensi saat ini pertama adalah terkait kebutuhan bahan-bahan pokok, yang kedua kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), diikuti oleh kenaikan BBM, itu," tambahnya.

Terakhir, Gery menyampaikan harapannya kepada pemerintah Republik Indonesia melalui wawancara agar segera merealisasikan tuntutan-tuntutan mahasiswa yang dianggapnya masih ditanggapi dengan tutup telinga.

"Saya berharap kepada pemerintah Indonesia agar segera merealisasikan tuntutan-tuntutan mahasiswanya dari Sabang sampai Merauke, nyatanya pemerintah saat ini masih tetap tutup telinga dan tutup mata untuk melihat kondisi perekonomian yang ada di Indonesia," harapnya. (AR)

Posting Komentar