Pamflet Kampanye Calon Presiden Nomor Urut Satu.
Sumber: Dok. Tim Sukses Calon Presiden Nomor Urut Satu

Psikogenesis, Kamis (14/04)- Pernyataan sikap pengunduran diri Presiden terpilih Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terpilih dalam Musyawarah Besar (Mubes) Keluarga Mahasiswa (Kema) XX (dua puluh)  Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menuai beragam tanggapan dari masyarakat Kema.

Cicih Mandar Iriani, salah satu masyarakat Kema (maskem) sekaligus koordinator acara forum Mubes Kema XX FPsi melihat Presiden terpilih sebagai pihak yang dirugikan akibat kelalaian Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) dalam mengawasi rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) Kema FPsi 2022, dengan penawaran opsi pelaksanaan Pemilu ulang ataupun opsi pembekalan ulang menjadi titik puncak bagi Presiden terpilih untuk memutuskan pengunduran diri.

"Sebenarnya hal ini sangat disayangkan sih dan hal ini harusnya bisa diprediksi sikapnya pres terpilih. Saya lihatnya pres terpilih (baca: Presiden terpilih BEM Kema FPsi) wajar merasa dirugikan dan terombang-ambing terkait keluputan Maperwa sebagai pengawas jalannya Pemilu, melihat kemarin opsi yang diberikan Maperwa terkait permasalahan pemilu sewaktu Mubes, menurutku ini bisa jadi puncak juga kenapa pres terpilih mau mengundurkan diri," tanggap mahasiswa dengan sapaan Cicih.

Tanggapan lainnya diberikan oleh Muh Riyadh Maarif, masyarakat Kema yang juga berstatus sebagai Kepala Suku angkatan yang sama dengan Presiden terpilih. Dirinya mengaku sikap Presiden terpilih untuk mengundurkan diri ada diluar kendali angkatan 2019 dan merasa tidak ada kesalahan prosedur dalam Pemilu yang menjadi permasalahan dalam penetapan Presiden BEM.

"Itu (baca: pernyataan sikap) merupakan sesuatu yang diluar kendali teman-teman 2019, meskipun belum sepenuhnya mengundurkan diri. Saya tidak menyalahkan apa yang disampaikan oleh pres terpilih pada pernyataannya, karena kalau dilihat dari itikad baiknya, dia ingin mengisi kekosongan yang ada di BEM dan memikirkan jangka panjang. Tapi dalam forum itu kesannya dihalang-halangi, padahal berdasarkan kajian objektif tidak ada kesalahan prosedur oleh KPU (baca: Komisi Pemilihan Umum)," aku mahasiswa dengan sapaan akrab Riyadh.

Terkait dampak ke forum, Ketua Panitia Mubes Kema XX FPsi, Izzul Haq Ramli ikut memberikan tanggapan terkait pernyataan sikap Presiden terpilih. Menurutnya, akan ada banyak konsekuensi dari pernyataan sikap ini, mulai dari pelaksanaan Mubes yang berlarut-larut hingga tidak berlangsungnya Lembaga Kemahasiswaan.

"Ada banyak konsekuensi yang akan diterima, yaitu Mubes akan berlarut terus menerus, apabila Presiden terpilih sudah tidak mau kembali jadi presiden maka akan susah mencari calon penggantinya dan akan berdampak ke forum Mubes. Dampak paling buruk adalah ketidakberlangsungan Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas Psikologi," tambahnya.

Sebagai penutup, Cicih menyampaikan harapannya bahwa kasus ini dapat menjadi pelajaran besar untuk Maperwa, KPU, dan masyarakat Kema dan berharap ada solusi terbaik yang diberikan oleh pihak yang bertanggung jawab.

"Harapanku semoga hal ini jadi pelajaran besar untuk Maperwa, KPU, dan masyarakat Kema pada umumnya. Semoga pres terpilih bisa berubah pikiran dan kembali tergerak berdasarkan niatnya mau mencalonkan diri. Semoga juga ada solusi terbaik dari masalah ini," tutup Cicih. 

Sampai berita ini terbit pada Kamis (14/04), capres terpilih dan Maperwa belum bersedia memberikan kejelasan terkait keputusan akhir atas pernyataan sikap pengunduran diri. (AR)

Posting Komentar