Forum Laporan
Pencapaian Kinerja Dekan Fakultas Psikologi UNM yang dilaksanakan pada Senin (01/12) lalu seharusnya berisikan pemaparan secara jelas disertai bukti-bukti
kinerja dekan selama
masa jabatannya. Nyatanya,
laporan pimpinan tersebut hanya dipaparkan secara lisan oleh Dekan,
Pembantu Dekan (PD) I, dan Ketua Jurusan F. Psi. UNM. Sementara PD II dan PD
III memaparkan laporannya dengan bentuk power point.
Sangat disayangkan, bentuk pertanggungjawaban oleh pemimpin tertinggi di F.
Psi. UNM ini ternyata tidak lebih baik jika dibandingkan dengan Laporan
Pertanggungjawaban yang diterapkan di lembaga kemahasiswaan (LK).
Meski tak hadir di
dalam forum karena merasa tak diundang, Adi Putra Hidayatullah yang pernah
menjabat sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Periode 2013-2014 menyatakan bahwa mekanisme laporan
kinerja lembaga kemahasiswaan masih lebih bagus dibandingkan dengan laporan
pimpinan fakultas. “Di lembaga itu sudah ki diajarkan tata caranya laporan pertanggungjawaban.
Alangkah tidak logisnya kalau pertanggungjawaban dijelaskan secara lisan.
Pertanggungjawaban saja itu yang pertahun di lembaga, kita memakan beberapa
lembar, nah ini cuman lisan ji saja. Apalagi
cuma slide, mau berapa slide dipaparkan itu?” ungkapnya saat berkunjung ke kampus Selasa (02/12) siang.
Pria yang akrab disapa Adi itu turut
mempertanyakan perihal tidak adanya laporan tertulis dari pimpinan fakultas. “Banyak
penelitiannya bisa jadi profesor, masa buat laporan saja tidak bisa”, tambah mahasiswa yang pernah menjadi korban pada Insiden
Tiga Belas November Gunung Sari (INSTING) yang lalu.
Senada dengan Adi, Muflih Wahid Hamid selaku pengurus BEM Kema F.
Psi UNM Periode 2014-2015 juga
mengutarakan ketidakpuasannya terhadap forum tersebut. Tidak adanya laporan tertulis menyebabkan
laporan pimpinan fakultas sulit dievaluasi bersama. “Kita nda’
dikasikan hardfile-nya, jadi kita nda jelas masalah apa yang pencapaiannya
seperti apa. Kita nda’ bisa lihat
secara keseluruhan,”
ungkap mahasiswa angkatan 2011
itu saat ditemui di sela-sela
kegiatan. Muflih menambahkan bahwa
dirinya tak mengetahui secara pasti terkait tata cara penulisan laporan yang benar namun ia
mengharapkan agar laporan ditulis secara jelas.
Lebih lanjut, Adi
menaruh harapan kepada pemimpin selanjutnya agar lebih transparan dalam
melaporkan hasil kinerjanya. “Dekan yang sekarang memang harus ki betul-betul ada aksi yang bisa
betul-betul kita dapat kalau kedepannya akan transparan ki pelaporannya,”
tutur mahasiswa berdarah
Bone-Makassar itu.
Terkait permintaan laporan dekan dalam bentuk
tertulis, Adi menambahkan bahwa persoalan ini seharusnya dikawal dengan
baik oleh pengurus Lembaga Kemahasiswaan. “LK sendiri, Maperwa atau BEM harus ki tahu
dulu ataukah reses ki ke mahasiswa
bagaimana sebenarnya. Jadi semua aspirasinya dari mahasiswa yang tidak tercakup
di LK bisa ki terwadahi,” imbuhnya.
Ditanyakan
mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh BEM Kema F. Psi. UNM, Muflih menjelaskan bahwa akan lebih dulu
diadakan rapat di BEM untuk menganalisis arti penting menuntut laporan tertulis dari dekan. “Kalau itu harus ki rapatkan dulu sama-sama, tidak bisa
saya ambil keputusan sendiri. Kita
akan dengarkan dulu aspirasinya teman-teman bagaimana. Kalau memang masyarakat
psikologi minta kita harus begini atau ada saran-sarannya bilang harus ada hardfile-nya diminta, kita akan rapatkan
lagi di BEM, apakah penting kita adakan seperti itu, apakah bermanfaat, begitu”,
ungkap mahasiswa asal Pangkep ini. (YNT/YY).
Social Link