Keadaan Pantai Losari yang begitu ramai akan pengunjung di hari-hari libur membuat banyaknya orang-orang dari golongan menengah ke bawah mencari peruntungan hidup dengan berbagai usaha di sana. Ada pedagang asongan, pedagang aksesoris Natal, pedagang mainan, dan yang paling banyak, pedagang pisang epe’. Selain itu, ada juga seniman jalanan yang menargetkan pengunjung pantai dalam usahanya mengamen.

Seniman jalan ini cukup banyak tersebar di setiap sudut-sudut pantai. Setelah ditanyai, disamping beberapa dari mereka yang menjadikan mengamen hanya sebagai hobi, mereka juga menjalani kehidupan sebagai mahasiswa, pelajar, dan beberapa profesi lainnya.

Salah satu seniman jalan yang sempat diwawancarai bernama Aja’, berujar bahwa mengamen merupakan hobi sekaligus sebagai sumber penghasilannya. “Selain karena saya memang suka bermain musik, saya juga mencari penghasilan dari mengamen.”

Mengenai perilaku pengamen yang cenderung tidak menyenangkan terhadap pengunjung, Aja’ membenarkan hal tersebut. “Ada memang pengamen yang rese’, yang suka ngatain pengunjung kalo tidak dibayar. Tapi tidak semua pengamen seperti itu,” ujar Aja’.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang pengunjung yang bernama Udin, “Biasa datang satu pengamen, ya okelah, tapi setelah selesai satu, datang lagi yang lain, kan kita sudah bilang tidak, tapi dia tetap nyanyi, setelah nyanyi maksa lagi untuk dibayar, kan nda’ baik karena dari awal sudah dibilang tidak,” keluhnya.

     Ditanyai perihal suka-dukanya menjadi pengamen, Aja’ mengatakan bahwa dia juga sering dihina karena dianggap seperti pengamen yang lain, “Yah, sabar saja, kita kan ke sini tidak dipanggil”. Menurutnya, selama dia tidak merasa melakukan hal yang salah, dia akan tetap menjalani itu dengan sabar. (AFH/UAR)

*Reporter dalam berita ini merupakan peserta Diklat Jurnalistik VII  yang  saat ini menjalani proses magang di LPM Psikogenesis.