Ceremonial pelepasan jas almamater yang dilaksanakan di Baruga Psikologi UNM, Jumat (25/05).
Sumber: Dok. Psylivans

Psikogenesis, Minggu (27/05)-Setelah mengenakan jas almamater selama dua semester, akhirnya mahasiswa baru (maba) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan ceremonial pelepasan jas almamater pada Jumat (25/05) di Baruga FPsi UNM.

Pemakaian jas almamater terhadap maba telah dijelaskan pada peraturan eksekutif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) FPsi UNM tentang penggunaan jas almamater mahasiswa baru dalam Bab IV pasal 4 poin 2 yang berbunyi jas almamater mahasiswa baru dilepaskan setelah terlaksananya seluruh pos pengaderan yang diselenggarakan oleh BEM Kema FPsi UNM.

Penggunaan jas almamater kemudian dikuatkan dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara maba dengan BEM Kema FPsi UNM, dengan dalih penggunaan tersebut akan digunakan setelah melalui tiga pos pengaderan dasar. “Kalau berdasarkan MoU itu sampai tiga pengaderan dasar," ungkap Ahyar selaku Menteri Pendidikan dan Pelatihan (Mendiklat) BEM Kema FPsi UNM.

Namun perjanjian tersebut tidak terealisasikan dengan tepat, sebab maba baru diperkenankan melepaskan jas almamater pada Jumat (25/05) terhitung lima bulan sejak pos pengaderan dilalui. Molornya tiga pengaderan dasar serta perilaku yang diharapkan dari maba belum tercapai menjadi alasan kepada maba untuk tetap menggunakan jas almamater agar mudah di kontrol. “Sikap teman-teman 2017 masih banyak apatis, belum kenal sama teman-teman angkatannya, apalagi dengan kakak-kakak yang ada di Psikologi,” lanjut mahasiswa asal Sidrap ini.

Lebih jauh, Ahyar pun berharap agar setelah pelepasan jas alamamater, maba lebih dekat dengan teman angkatannya serta masyarakat Psikologi sendiri. “Yang sangat penting adalah sikap dan perilaku teman-teman seperti moralitas, etika, serta peduli sama teman-temannya,” harapnya. (013)

Posting Komentar