Foto Bersama BEM Kema FPsi UNM dan UKM LKIMB UNM dalam kegiatan MADILOG  
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Kamis (29/02) - Kementerian Sosial dan Politik (Kemensospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) berkolaborasi bersama Departemen Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa Bertakwa (LKIMB) menyelenggarakan kegiatan Mahasiswa Berdialog (MADILOG) pada Selasa (27/02) sore di Baruga Kemahasiswaan Fpsi UNM.

Andi Idul Saputra selaku Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) mengungkapkan alasan MADILOG kali ini berkolaborasi bersama Departemen Politik Hukum dan HAM LKIMB adalah untuk menghadirkan nuansa berbeda di dalam MADILOG dan untuk membangun jejaring yang lebih luas, khususnya di dalam internal UNM.

“Jadi kan kita melihat toh bahwa belum pernah menghadirkan nuansa berbeda di dalam MADILOG, itu mungkin yang pertama, kemudian yang kedua kita sama mengakui bahwasanya relasi antar lembaga itu menjadi sesuatu hal yang penting, makanya diagenda MADILOG ini dengan tujuan untuk membangun jejaring yang lebih luas khususnya di internal UNM,” ungkapnya.

Mensospol yang akrab disapa Idul ini mengatakan  kegiatan MADILOG ini mengusung tema “Jejak Demokrasi: Menakar Ancaman Kebebasan Akademik di Perguruan Tinggi” yang diangkat untuk menggiring demokrasi di dalam ruang akademik.

“Sebenarnya kalau melihat temanya itu jejak demokrasi, secara spesifiknya kita ingin menggiring demokrasi itu di dalam ruang akademik yang kemudian diistilahkan dengan kebebasan begitu, jadi alasan sebenarnya karena kita melihat bahwa menjelang kontestasi Pemilihan Umum (Baca: Pemilu) kemarin, kita sama mengakui bahwa  demokrasi itu menjadi sesuatu yang dicederai oleh segelintir pihak, nah kita mengkhawatirkan jangan sampai konflik konflik kepentingan di wilayah politik itu digiring juga pada wilayah akademis gitu, yang pada akhirnya merenggut juga kebebasan akademik para mahasiswa atau civitas akademika gitu,” ujarnya.

Mahasiswa angkatan 2020 itu menjelaskan pemateri yang hadir pada MADILOG kali ini tidak dilihat dari latar belakangnya sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) tetapi dilihat sebagai Mensospol Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM yang dinilai berani mengkritik persoalan demokrasi.

“Saya tidak melihatnya sebagai background dari PGSD tapi saya melihat dari background Mensospol FIP UNM periode kemarin, saya melihat bahwa orangnya itu kupikir berani strike untuk mengkritik persoalan persoalan yang ada (baca: demokrasi) tanpa menggunakan narasi normatif gitu. Tadi itu dengan lantang ia sebutkan bagaimana demokrasi itu bisa saja dicederai oleh segelintir pihak dan ku pikir ini cukup berani untuk menyatakan itu,” jelasnya.

Terakhir, Mensospol mengharapkan setelah kegiatan MADILOG ini demokrasi dipahami sebagai esensial di negara sampai masuk wilayah kampus, bukan hanya menggaungkan demokrasi tanpa melakukan apapun saat demokrasi dicederai.

“Kita ingin agar demokrasi itu betul betul dipahami sebagai sesuatu yang esensial di negara kita apalagi sampai masuk ke wilayah wilayah kampus begitu, jangan sampai kita hanya menggaungkan bahwasanya kita adalah negara demokrasi tanpa mau melihat bagian bagian kecil daripada demokrasi itu sendiri yang pada akhirnya kita mengutuk orang yang mencederai demokrasi sementara kita sendiri tidak bisa melakukan apa apa,” harapnya. (AIRE)

Posting Komentar