Buku Pengantar Kewirausahaan
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis


Psikogenesis, Selasa (01/09)-Mahasiswa kelas Pengantar Kewirausahaan Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) dikeluarkan dari kelas karena tidak memiliki buku pegangan wajib pada Senin (31/08) kemarin.

Dalam wawancara yang dilakukan melalui WhatsApp, SR selaku mahasiswa yang memprogram mata kuliah Pengantar Kewirausahaan mengaku bahwa memang sebelumnya telah ada peraturan bahwa harus memiliki buku dalam bentuk hardcopy.

“Banyak teman teman hanya memprint e-book yang modul itu. Tapi hasil print dari e-book modul tidak diterima dan harus buku aslinya,” ungkapnya.

Mahasiswa angkatan 2019 ini mengatakan bahwa tidak ada pemberitahuan sebelumnya terkait akan dikeluarkan dari kelas jika tidak memiliki buku aslinya.

“Sepengetahuan saya tidak ada pemberitahuan dikeluarkan, yang intinya punya buku mata kuliah itu saja,” jelasnya.

SR pun menerangkan bahwa di kelasnya sendiri, hanya 2 orang yang bertahan hingga kelas berakhir. 

"Sekelasku itu 40 orang dan tersisa 2 orang termasuk saya," pungkasnya.

SR mengungkapkan bahwa sebelumnya telah disampaikan oleh dosen pengampu bahwa buku asli hanya tersedia sekitar 50 eksemplar, sedangkan mahasiswa yang memprogram mata kuliah Pengantar Kewirausahaan hampir 300 orang.

“Memang ada waktu 7 hari yang diberikan untuk bisa memiliki buku, tapi banyak teman-teman 2019 yang berada di luar daerah dan sulit untuk menjangkau. Syukur-syukur kalau bisa print ebook-nya, belum lagi jumlah buku yang tersedia ndak mencukupi satu angkatan,” terangnya.

SR juga menjelaskan bahwa alasan dosen mengeluarkan mahasiswa yang tidak memiliki buku dikarenakan beliau hanya ingin mahasiswa mengikuti kelas dengan menggunakan buku dalam bentuk hardcopy

“Sudah mengambil jatah ketidakhadiran, tidak ikut kuis pula,” ungkapnya.

Lebih lanjut, SR berharap agar dosen bersangkutan dapat memberi toleransi terkait buku yang diwajibkan dalam mata kuliah Pengantar Kewirausahaan. 

“Karena jumlah buku yang tersedia tidak mencukupi, mungkin dosen bisa berikan toleransi ke kita mahasiswa,” tutupnya. (ACIL)

Posting Komentar