Diskusi oleh tim relawan Kema FPsi UNM di Baruga Kemahasiswaan, Sabtu (29/09)
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Minggu (30/09)-Bencana gempa dan tsunami yang melanda kabupaten Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat sore (28/09) kemarin, menggerakkan mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam membentuk tim relawan Keluarga Mahasiswa (Kema) FPsi UNM.

Muhammad Wija Hadi Perdana selaku salah satu anggota relawan mengungkapkan bahwa gerakan ini tidak hanya merupakan inisiatif oleh masing-masing angkatan mahasiswa FPsi UNM dan Lembaga Kemahasiswaan (LK) FPsi UNM saja, namun melibatkan inisiatif dari alumni mahasiswa FPsi UNM dalam mengumpulkan para penggerak. “Jadi mereka (baca: alumni mahasiswa FPsi UNM) yang menghubungi saya atas nama kak Maro, jadi beliau yang menghubungi saya untuk kumpulkan teman-teman, kita berdiskusi bersama bagaimana baiknya untuk penyatuan gerakan koloni,” ungkapnya.

Mahasiswa angkatan 2014 ini menjelaskan bahwa terdapat dua tim relawan yang akan berangkat ke lokasi bencana dengan tugas yang berbeda. Tim relawan pertama akan bertugas melakukan Psychology First Aid (PFA), melakukan observasi di lokasi, mendirikan posko utama di lokasi, menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait pendataan relawan psikologi dan pendistribusian bantuan serta melakukan pendataan kebutuhan penting dan mendesak. Sementara itu, tim relawan kedua akan bertugas memberikan penanggulangan bencana terhadap korban. “Kayak terapi healing toh,” jelasnya. 

Adapun kemampuan relawan dari tim relawan pertama yang diprioritaskan, yaitu memiliki kemampuan fisik lebih, orang-orang yang telah mengetahui medan di lokasi dan orang-orang yang mudah membangun relasi dengan orang-orang yang berada di lokasi. “Supaya kita bisa komunikasi bantuan berjalan dengan cepat,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Wija ini.

Rencananya, tim relawan pertama akan berangkat ke lokasi pada Senin (01/10) atau Selasa (02/10) mendatang. Disusul dengan tim relawan kedua yang akan berangkat tiga hingga empat hari setelah keberangkatan tim relawan pertama. 

Mahasiswa asal Bone ini mengaku bahwa keberangkatan kedua tim relawan akan ditempuh melalui transportasi jalur darat. “Jadi ada beberapa kendaraan yang disediakan, ada juga orang yang menyumbangkan mobilnya untuk dipakai kesana,” ujarnya.

Wija berharap agar orang-orang yang berada di lokasi dapat merasa terbantu dengan bantuan yang diberikan dari gerakan ini. Tidak hanya itu, masyarakat FPsi UNM sendiri diharapkan dapat semakin menumbuhkan jiwa kemanusiaannya untuk mengaplikasikan ilmu Psikologi. “Dan juga kami berharap ini merupakan salah satu bentuk penyatuan gerakan kemanusiaan di lingkup FPsi UNM,” harapnya. 

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa tidak ada target dari pengumpulan donasi yang dilakukan sehingga donasi ini dibuka seluas-luasnya. “Baik dari segi dana dan materi-materi,” tandasnya. (SI)

Posting Komentar