Yildirim (2014) menyatakan bahwa nomophobia merupakan rasa takut berada diluar kontak ponsel dan dianggap sebagai fobia modern sebagai efek samping dari interaksi antara manusia, teknologi informasi dan komunikasi khususnya smartphone. Wardani (2016) menyatakan ada beberapa ciri-ciri yang mencolok apabila seseorang mengalami nomophobia yaitu:
  1. Selalu mengecek disetiap ada kesempatan. Khawatir bila ada panggilan masuk atau pesan yang terlewatkan.
  2. Merasa gelisah apabila baterai handphone yang digunakan tersebut mulai habis. Tetapi sebagian masyarakat menyiasati dengan membawa powerbank, tujuannya agar selalu terjaga dan memastikan baterai handphone atau gadgetnya dalam keadaan penuh.
  3. Selalu membawa dan menggunakan ponsel kemana saja, termasuk ke kamar mandi, kamar tidur, diatas motor dan di dalam mobil.
  4. Memiliki lebih dari satu ponsel, sebagai cadangan apabila salah satunya hilang atau tidak berfungsi. Biasanya orang yang memiliki banyak ponsel tersebut beralasan untuk menghilangkan kegelisahan dan ketakutan akan kehilangan ponsel.
  5. Merasa panik apabila tidak bisa menemukan handphone  atau lupa ketika menaruh handphone.
  6. Timbul kecemasan berlebih apabila handphone yang digunakan tidak berfungsi atau kehilangan sinyal, bahkan apabila pulsa mulai menipis. Ditambah lagi dengan apabila handphone dirinya tidak dapat terkoneksi dengan jaringan internet. Seorang nomophobia akan mencari cara agar dapat menghubungkan ponselnya dengan internet.
  7. Lebih peduli terhadap isu yang berkembang di media sosial daripada yang terjadi di lingkungan sekitarnya, dan yang terakhir
  8. Jarang bersosialisasi langsung dengan orang lain karena lebih nyaman bersosialisasi lewat media sosial yang dapat diakses setiap saat dari ponselnya.
Berdasarkan data diatas, terdapat beberapa gejala atau ciri-ciri yang memiliki kesamaan terhadap hasil survei yang dilakukan kepada mahasiswa aktif Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) sebanyak 113 responden.


Hasil survei yang telah dilakukan pada 113 mahasiswa FPsi UNM menunjukkan bahwa 89 responden memiliki 1 smartphone, 21 responden memiliki 2 smartphone dan 3 responden yang memiliki 3 smartphone.


Hasil survei yang telah dilakukan pada 113 mahasiswa FPsi UNM menunjukkan bahwa 61 responden membeli paket data sekali dalam sebulan, 34 responden 2 kali sebulan, 7 responden 3 kali sebulan, 6 responden 4 kali sebulan, 2 responden menggunakan wifi dan 1 orang diantaranya 2 kali dalam satu minggu.


Hasil survei yang telah dilakukan pada 113 FPsi UNM menunjukkan bahwa penggunaan smartphone kurang dari 1 jam sebanyak 6 responden, 1-3 jam sebanyak 31 responden, 3-5 jam sebanyak 22 responden dan 5-7 jam menunjukkan angka tertinggi sebanyak 42 responden dan yang terendah sebanyak 6 responden yang pemakaian smartphone lebih dari 7 jam.


Hasil survei yang telah dilakukan pada 113 mahasiswa FPsi UNM menunjukkan bahwa 63 responden merasa cemas jika tidak menggunakan smartphone sedangkan 50 responden tidak merasa cemas.


Hasil survei yang telah dilakukan pada 113 mahasiswa FPsi UNM menunjukkan bahwa alasan responden cemas, yaitu sebanyak 39 responden merasa cemas jika ketinggalan atau tidak membawa smartphone, 20 responden merasa cemas jika lowbatt atau kehabisan baterai, 20 responden merasa cemas jika paket data habis, sebanyak 15 responden merasa takut ketinggalan informasi penting, 12 responden tidak merasa cemas dan 1 responden menyatakan bahwa merasa cemas jika semua terjadi (ada informasi penting, ketinggalan atau tidak membawa smartphone, paket data habis, lowbatt atau kehabisan baterai).


Hasil survei yang telah dilakukan pada 113 mahasiswa FPsi UNM menunjukkan bahwa 75 responden menunjukkan reaksi cemas, 34 responden merasa biasa saja, 3 responden diam dan 1 responden merasa bosan.

REFERENSI:
Yildlrim, C. (2014). Exploring the dimension of nomophobia: Develoving and validating a questionnaire using mixed methods research [Thesis and Dissertation]

Wardani, R. W. (2016). Nomophobia di Kalangan Mahasiswa Studi Fenemologi [Skripsi]. Bandung: FISIP UniversitasPasundan Bandung.

*Riset ini dilakukan oleh Anggota Baru angkatan XI LPM Psikogenesis

Posting Komentar