Proses pemungutan suara tahap I dalam Pemilu Capres BEM Kema FPsi UNM di Baruga Rumah Baca Cinta Damai, Kota Parepare, Minggu (14/10).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Senin (15/10)-Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) Calon Presiden (Capres) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) Periode 2018-2019 tahap I di Baruga Rumah Baca Cinta Damai, Minggu, (14/10) sore kemarin.

Muh. Farid Syahrir selaku Ketua KPU, menilai bahwa proses pemilu yang dilakukan berjalan dengan lancar walaupun rata-rata hasil suara yang diperoleh merupakan suara yang tidak sah. "Kalau prosesnya menurutku berjalan lancar walaupun hasilnya rata-rata memang sengaja kasih tidak sah ki suaranya," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa alasan dibalik terjadinya golongan putih (golput) tersebut dikarenakan masalah komunikasi, baik komunikasi oleh kedua capres yang tidak masuk ke Parepare, maupun komunikasi yang dibangun oleh KPU tidak efektif sampai ke Parepare. "Komunikasi terkait visi misinya mereka, kampanyenya mereka (baca: kedua calon Presma) dan seterusnya, nda sampai kesini," tuturnya. 

Farid, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa persoalaan komunikasi tersebut harus dievaluasi bukan hanya dari KPU maupun kedua capres, namun turut melibatkan evaluasi model komunikasi Lembaga Kemahasiswaan (LK) tingkat kampus ke Parepare seperti Maperwa (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa) dalam mengambil aspirasi dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dalam menyelenggarakan pengaderan yang diikuti oleh mahasiswa kelas Parepare. "Itu kan pola-pola komunikasi begitu yang sebenarnya harus diefektifkan bukan cuma dari KPU, bukan cuma dari calon, mungkin ini evaluasi untuk semua, sih," jelasnya.

Lebih jauh, ia menambahkan bahwa dari KPU sendiri, hal yang harus dievaluasi terkhusus untuk kelas Parepare, yaitu pola-pola komunikasi yang harus diefektifkan. "Misalnya seperti apa keinginan teman-teman di Parepare, bagaimana caranya diwadahi, itu yang kurang kemarin," tambahnya.

Kendati demikian, mahasiswa angkatan 2014 ini berharap agar semua elemen yang terlibat, dapat lebih memperhatikan kelas Parepare. "Lucu ki ketika mereka (baca: mahasiswa Psikologi kelas Parepare) menyampaikan bahwa katanya mereka merasa lebih dekat dengan teman-teman mahasiswa yang di kampus lain dibandingkan kakak-kakaknya," tuturnya. (SI)

Posting Komentar