Riset sikap Publik terkait COVID-19
Sumber: Dok. Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM
Psikogenesis, Selasa (05/05)-Pusat Kajian Psikologi Sosial Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang didirikan pada Juli 2019 lalu akhirnya menunjukkan jati dirinya. Melalui riset psikologi berjudul "Sikap Publik terhadap COVID-19" yang dipublikasikan pada bulan Maret, Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM memulai performa sebagai pusat kajian dalam bidang psikologi sosial. 

Berdasarkan Keputusan Rektor UNM No. 6979/UN36/KP/2019 tentang Pengangkatan Pengurus Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM Periode 2019-2023, diangkat 12 pengurus Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM. 12 pengurus tersebut terdiri dari Faradillah Firdaus selaku ketua, Tri Sulastri selaku sekretaris, tiga orang di bidang politik, empat orang di bidang budaya dan lingkungan, serta tiga orang di bidang komplik dan gender. 

Muh. Rhesa, salah satu pengurus di bidang politik mengungkapkan bahwa tujuan awal pusat kajian ini dibuat sebagai penghubung antara psikolog sosial dengan masyarakat untuk membahas isu-isu sosial terkemuka yang terjadi di masyarakat. 

“Supaya fakultas itu (baca: FPsi) punya lembaga yang secara keilmuan menjadi tempat bertanyanya publik kalau ada ketimpangan sosial yang sedang mengemuka, salah satunya tentang COVID-19 (baca: Coronavirus Disease) ini,” ungkapnya.

Resha mengaku bahwa Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM baru pertama kali melakukan gebrakan yakni dengan melakukan riset psikologi karena lembaga ini terhitung masih baru terbentuk, serta masing-masing pengurus masih memiliki fokus yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan momentum untuk bergerak. 

“Karena memang fokus kita dalam hal ini (baca: Pengurus Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM) masing-masing masih berbeda-beda dan ini (baca: Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM) baru terbentuk jadi sekira perlu warming atau pemanasan terlebih dahulu,” akunya.

Resha pun mengatakan bahwa pusat kajian psikologi sosial FPsi UNM belum menentukan perencanaan ke depan. Namun pengurus tetap berusaha untuk membuat kegiatan-kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang ada.

“Perencanaan rutin belum ada sebenarnya. Sejauh kegiatan-kegiatan ke depan realistis, kita gunakan secara swadaya dulu, “ Akunya.

Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM pun membuka kesempatan bagi founding yang ingin mendanai kegiatan-kegiatan dari Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM.

“Barangkali nanti punya kepercayaan (kepada orang banyak), lalu lembaga ini ada yang siap misalnya mendanai secara finansial, baik dari universitas, lembaga-lembaga Internasional,” tutur Rhesa.

Lebih jauh, Resha pun berharap Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM ini dapat lebih aktif melakukan riset dan mahasiswa dapat lebih terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pusat kajian ini. 

“Saya juga berharap mahasiswa banyak yang terlibat untuk riset yang kami (baca: Pusat Kajian Psikologi Sosial FPsi UNM) adakan,” harapnya. (P)

Posting Komentar