Dialog LK UNM dengan Rektor UNM, Jumat (08/05).
Sumber: Dok. BEM UNM
Psikogenesis, Minggu (10/05)-Dialog yang digelar antara Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) dengan Rektor UNM yang diadakan pada Jumat (08/05) di lantai 7 Menara Phinisi dengan isu utama “Pengembalian dan Penggratisan Uang Kuliah Tunggal (UKT)” menghasilkan beberapa kesepakatan.

Risal Apandi selaku Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM menjelaskan dialog tersebut dihadiri oleh 1 perwakilan dari tiap LK UNM. Diantaranya 1 perwakilan dari BEM UNM, BEM Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Seni dan Desain (FSD), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS). 

"Yang hadir itu 7 orang pengurus LK yaitu perwakilan BEM UNM dan BEM Fakultas," jelasnya. 

Mensospol yang kerap disapa Ical ini mengungkapkan bahwa dialog ini merupakan salah satu metode yang dilakukan dalam menyampaikan aspirasi dari mahasiswa secara langsung kepada pimpinan UNM.

"Dari hasil konsolidasi yang kita lakukan, aksi online hanya salah satu metode yang akan kita (baca: BEM UNM) tempuh. Dan dialog tadi juga merupakan metode yang kita lakukan," ungkapnya.

Ical juga menuturkan aspirasi yang ingin disampaikan kepada pimpinan UNM yakni mengembalikan UKT mahasiswa di semester ini dengan dasar bahwa anggaran yang seharusnya digunakan dalam perkuliahan tidak terpakai. Belum lagi kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang berdampak besar bagi perekonomian masyarakat, terlebih ekonomi menengah ke bawah. 

"Kedua, mengapa UKT harus gratis di semester depan, karena kita tengah berada di fase darurat. Jangankan bayar UKT, makan saja atau pembiayaan-pembiayaan primer lainnya belum tentu mampu ki untuk bulan depan," tuturnya.

Aspirasi LK UNM kemudian memperoleh tanggapan dari Husain Syam selaku rektor UNM. Berdasarkan hasil dialog yang dibagikan oleh BEM UNM, Husain Syam menyatakan bahwa dana semester ini dialokasikan untuk COVID-19 yang merupakan perintah dari Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud).

"Tidak bisa jika kita (baca: UNM) ingin menggratiskan (baca: UKT) secara penuh, karna tidak semua orang tua mahasiswa terkena dampak (baca: penurunan perekonomian)," tanggap rektor dalam dialog tersebut. 

Sampai pada akhirnya dialog tersebut menghasilkan kesepakatan dengan pihak pimpinan. Pihak UNM akan memberikan rincian anggaran di semester genap yang sedang berlangsung dari bendahara UNM.

"Pemberian data penurunan pendapatan orang tua atau wali untuk setiap mahasiswa dari HMPS (baca: himpunan mahasiswa program studi), BEM fakultas sampai universitas memberikan data. Rektor tidak beri janji kapan pastinya, tapi katanya perlu diingatkan terus," terangnya.

Sayangnya, hasil dialog yang dilakukan rupanya belum membuat pihak BEM puas karena tuntutan yang belum terpenuhi. Mensospol pun mengaku bahwa data yang diberikan tidak diterima oleh rektor karena bersifat general. 

"Mungkin benar adanya jika UNM mengalihkan anggaran sekarang untuk tangani COVID-19, tapi kami (baca: BEM UNM) yakin meskipun dana yang digunakan 2 kali lipat dari sekarang, masih ada sisa dan kita upayakan dapat data riil per mahasiswa, sembari kita dorong ini jadi isu nasional," akunya. 

Lebih jauh, Ical menjelaskan bahwa akan tetap diadakan evaluasi dengan LK fakultas dan dengan harapan isu tuntutan dapat tercapai.

"Harapan tetap sama, yakni ada pengembalian UKT dari semester ini dan ada pemotongan besaran UKT semester depan minimal 100 persen," harapnya. (UNCH)

Posting Komentar