Nurul Alwiah, Finalis Duta Peduli Kesehatan Jiwa Representatif Sulawesi Barat.
Sumber: Dok. Duta Peduli Kesehatan Jiwa

Psikogenesis, Kamis (03/03)- Nurul Alwiah mahasiswi Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) terpilih sebagai salah satu finalis Duta Peduli Kesehatan Jiwa 2022 sebagai representatif Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang dilaksanakan pada Selasa (18/01) hingga Senin (28/02) sekaligus pengumuman Top 30 Finalis.

Nurul Alwiah atau yang lebih akrab dengan sapaan Nunu mengungkapkan bahwa pemilihan Duta Peduli Kesehatan Jiwa 2022 yang diselenggarakan oleh Berbagi Antara Kita (BETA) Indonesia ini bertujuan untuk menyuarakan kesehatan jiwa sebagai salah satu bentuk programnya. 

“Duta Peduli Kesehatan jiwa ini adalah event, nah dia (baca: Duta Peduli Kesehatan Jiwa) itu fokusnya di bidang kpesehatan jiwa, bagaimana menyuarakan hak-hak dalam kesehatan jiwa, psikologi, dan seputar mental health (baca: kesehatan mental),” ungkapnya.

Mahasiswi FPsi UNM angkatan 2019 ini juga memaparkan bagaimana urgensi dan peran finalis Duta Peduli Kesehatan Jiwa sebagai pusat informasi mengenai kesehatan jiwa.

“Duta di sini sebagai penyebarluas informasi tentang kesehatan jiwa itu sendiri, karena masyarakat masih sangat tabu terhadap hal ini (baca: kesehatan jiwa),” paparnya.

Lebih lanjut Nunu menyebutkan mengenai jumlah serta asal finalis pemilihan tersebut.

“Proses seleksinya itu dari sekitar dua ratusan peserta diseleksi jadi top lima puluh dari berbagai provinsi di Indonesia yang mendaftar, ada DKI (baca: Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, dan masih banyak provinsi lainnya,” sebutnya.

Mahasiswi angkatan 2019 ini kemudian menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan Duta Peduli Kesehatan Jiwa.

“Mekanisme pemilihannya itu yang pertama kita daftar dan disuruh isi beberapa pertanyaan untuk dijawab. Habis itu, diseleksi 50 besar hingga sekarang 30 besar melalui interview (baca: wawancara). Nah, setelah itu membuat video dengan tema ‘Mental Health Campaign’,” jelasnya.

Nunu lanjut menjelaskan bagaimana proses penilaian pemilihan Duta Peduli Kesehatan Jiwa ini.

“Finalis yang akan bekerja menjalankan proker (baca: program kerja) nanti, selama tiga bulan ke depan akan ada pemilihan nasional untuk menentukan juara satu, dua, tiga dan juara kategori. Penobatan Duta Peduli Kesehatan Jiwa berdasarkan project (baca: proyek) yang dilakukan dalam menyuarakan hak-hak kesehatan mental,” ungkapnya.

Nunu pun mengungkapkan bagaimana ia sangat bersyukur, bangga dan antusias menjalankan program kerja finalis Duta Peduli Kesehatan Jiwa.

“Saya sangat bersyukur sampai di titik ini, terseleksi diantara salah satu dari banyak pendaftar yang juga sangat antusias dan sangat berupaya keras. Suatu kebanggan tersendiri buat saya, karena insyaAllah akan menjalankan program kerja di sana,” ungkapnya.

Nunu lanjut menyampaikan harapannya untuk menerapkan ilmunya sebagai mahasiswa psikologi dalam menjalankan tugasnya sebagai finalis Duta Peduli Kesehatan Jiwa.

“Semoga saya bisa mengemban amanah dengan baik, bisa menerapkan ilmu-ilmu psikologi yang saya dapatkan, karena sebenarnya untuk gelar duta hanyalah sebagai sarana bagi saya untuk bisa lebih dekat kepada masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai penutup, Nunu juga menyampaikan pesan dan harapan untuk menyadari keberadaan Kesehatan mental.

“Kesehatan mental itu ada, kesehatan mental itu bersifat nyata, jadi jangan sepelekan Kesehatan mental, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” tutupnya. (ESS)

Posting Komentar