Pemutaran film dalam Diskusi Senja yang diselenggarakan di Baruga Kemahasiswaan FPsi UNM, Rabu (25/12).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis 

Psikogenesis, Kamis (26/12)-Memasuki tahap kedua pengambilan nomor registrasi anggota,  Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM) Mahasiswa Pemerhati Bumi Nusantara (Marabunta) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Diskusi Senja dengan tema "Yang Muda yang Tanggap" di Baruga  kemahasiswaaan FPsi UNM pada Rabu (25/12) kemarin.

Kegiatan tersebut dimulai dengan pemutaran film dokumenter terkait isu perubahan iklim. Film tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan oleh anggota muda BKM Marabunta FPsi UNM dan dilanjutkan dengan proses diskusi.

Rahmat D. Winandar selaku Ketua Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) BKM Marabunta FPsi UNM mengungkapkan bahwa kegiatan diskusi yang dilakukan bukan termasuk dalam program kerja dari BKM Marabunta. Kegiatan tersebut merupakan proses pengambilan nomor registrasi bagi anggota Muda BKM Marabunta untuk menjadi anggota penuh.

"Sebenarnya ini bisa dibilang tidak terprogram karena ini termasuk program tambahan, karena masuk ki ini proses kelanjutannya mereka (baca: Anggota muda),” jelasnya.

Terkait pelaksanaan Diskusi Senja yang bertepatan dengan Hari Raya Natal, mahasiswa yang akrab disapa Rawi ini mengutarakan bahwa sudah sejak lama Diskusi Senja ini ingin dilaksanakan, hanya saja tertunda karena terkendala program kerja yang cukup padat, "Tanggal 25 sebenarnya kita juga berat sekali mau ambil ki karena diingat hari Natal. Tapi di lihat juga kita (baca: Marabunta) pakainya sore, selesai mi orang. Kurang-kurang mi kegiatannya hari Natal,” jelas Rawi.

Rawi juga menuturkan Diskusi Senja ini ditujukan untuk masyarakat umum, namun dikhususkan untuk Keluarga Mahasiswa (Kema) Fpsi UNM. “Targetnya yang jelas untuk masyarakat umum, tapi dikhususkan dulu untuk lingkup mahasiswa psikologi atau Kema to,” tuturnya.

Rawi mengatakan tujuan diadakan Diskusi Senja ini untuk memberikan informasi kepada kaum muda mengenai tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menjaga lingkungan, “Lebih ke arah bagaimana seharusnya anak muda sekarang untuk berperilaku terkait pro lingkungan,” ungkapnya.

Rawi pun berharap melalui kegiatan diskusi yang dilakukan, para pemuda dapat mengurangi kerusakan  lingkungan dengan menerapkan gaya hidup yang pro terhadap lingkungan.  "Walaupun tidak bisa pro tapi bisa menguranginya (baca: Kerugian). Itu harapannya,” tutupnya. (P)

Posting Komentar