Gedung Pinisi UNM
Sumber: google.com
Psikogenesis, Minggu (07/06)-Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali lakukan pemasangan spanduk berisi tuntutan gratiskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Lantai 15 gedung Pinisi UNM. Sebelumnya, aksi serupa telah dilakukan pada Senin (01/06) lalu dengan tuntutan yang sama yang dilakukan di depan gedung Pinisi UNM. 

Ada 3 spanduk yang dipasang, 2 spanduk bertuliskan "Gratiskan UKT Semester Depan" pada sisi kanan dan kiri, serta 1 spanduk bertuliskan "#nadiemdicarimahasiswa" yang dipasang di bagian tengah. 

Risal Apandi selaku Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) BEM UNM periode 2019-2020 menjelaskan bahwa aksi pemasangan spanduk tersebut masih membawa tuntutan yang sama. Ada 2 poin penting yang dijelaskan oleh mahasiswa yang akrab disapa Ical ini. Pertama, terkait anggaran tak habis pakai yang jumlahnya tidak kurang dari 50 Milyar. Poin kedua adalah penurunan pendapatan orang tua mahasiswa sebagai dampak dari pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) dengan persentase kurang lebih 83% mahasiswa. Kedua hal tersebut disampaikan berdasarkan temuan pihak BEM UNM. 

"Kami melakukan ini karena benar-benar sampai saat ini, pimpinan maupun instansi terkait belum pernah memberikan tanggapan serius. Maka dari itu, kami akan terus menuntut apa yang menjadi hak dan tuntutan mahasiswa," jelasnya. 

Ical pun menjelaskan bahwa gedung Pinisi UNM dipilih sebagai tempat pemasangan spanduk karena Pinisi merupakan ikon dari kota Makassar. Selain itu, pemasangan spanduk tersebut merupakan bentuk kecaman yang diberikan kepada pimpinan universitas hingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang tak kunjung memberi respon positif pada tuntutan mahasiswa. 

"Perlu diingat, hal yang menjadi tuntutan teman-teman LK UNM tidak hanya menjadi masalah di sektor kampus UNM saja, melainkan di semua kampus," ungkapnya. 

Tidak hanya sampai pada pemasangan spanduk, pihak LK UNM turut membuat video dengan mengambil gambar spanduk yang telah terpasang tersebut dengan menggunakan drone. Meski begitu, Ical mengaku bahwa video tersebut masih dalam tahap pengerjaan. 

"Sementara dikerja mi, nanti bakalan di share ketika layak mi dijadikan alat propaganda," akunya. (ZN)

Posting Komentar