Awan Ilmiah
Sumber: Dok. Pribadi Awan Ilmiah

“Komisi Nasional (Komnas) perempuan mencatat sebanyak 348.446 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Indonesia, baik yang dilaporkan maupun ditangani sepanjang tahun 2017, angka yang paling tinggi terjadi di ranah private atau personal yaitu 335.062 kasus."

Angka yang sangat besar untuk kekerasan terhadap perempuan, jika melihat jumlah penduduk perempuan di Indonesia tahun 2017 yaitu 131,9 juta penduduk. Hal ini berarti ada 26% penduduk perempuan yang mengalami kekerasan sepanjang tahun 2017. Angka tersebut menunjukkan dua hal yang saling berhubungan, yang pertama betapa mudahnya perempuan di eksploitasi oleh para pelaku yang tidak bertanggungjawab, dan yang kedua yaitu betapa kurangnya perhatian pemerintah terhadap kasus kekerasan yang dialami perempuan. 

Salah satu kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan adalah kasus yang menimpa Agni, mahasiswa UGM yang mengalami pelecehan seksual di waktu KKN yang dilakukan teman posko sendiri (dilansir dari Tirto.id). Kasus tersebut merupakan salah satu kasus kekerasan terhadap perempuan yang berhasil diungkap. 

Dari salah satu kasus di atas seakan membuktikan kepada kita betapa mudahnya perempuan dijadikan tindak kekerasan dan dieksploitasi. Perempuan selalu dianggap lemah, dipandang sebelah mata, tidak punya kekuatan untuk melawan, sehingga memudahkan untuk dieksploitasi. Hal lain yang membuat maraknya kekerasan terhadap perempuan terjadi, karena korban dan keluarga enggan melapor ke pihak berwajib, karena stigma masyarakat terhadap korban dianggap sebagai perempuan yang tidak baik-baik bukan dianggap sebagai suatu kejahatan. Sehingga, apabila korban melapor, akan membuat korban malah dikucilkan di masyarakat. Dan kalau pun melapor, akan kurang mendapatkan perhatian dari instansi terkait.

Jika melihat media pertelevisian sepanjang 2017, pemberitaan yang paling sering muncul adalah perdebatan politik antar golongan, kampanye capres, dan kasus korupsi yang tiada henti. Lantas apakah kasus kekerasan terhadap perempuan pernah menjadi perdebatan umat  di dunia pertelevisian di Indonesia? Jarang atau bahkan tidak pernah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah kurang memperhatikan hak-hak perempuan. Pemerintah seakan tidak ingin tahu dengan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. 

Menurut I Made Suda dalam karyanya yang berjudul wanita dan keluarga dalam pandangan hindu tahun 2000 menyatakan arti kata perempuan berasal dari kata “empu” kemudian direfleksi dengan kata An dan pe. Empu artinya dihargai. Maka sepantasnya perempuan selalu dihargai, bukan malah didiskrininasi. Fredrich William Nitzhe menyatakan bahwa, wanita (perempuan) adalah kebenaran. Mengapa Nitzhe mengibartkan Wanita adalah kebenaran? Karena wanita dan kebenaran sama-sama misterius. Kita berusaha mencari kebenaran yang absolut, menghormatinya, mengaguminya, bahkan menyembah kebenaran tersebut. Akan tetapi, kita tidak akan menangkap kebenaran itu. Hal tersebut selalu menimbulkan pertanyaan, apakah kebenaran itu ada?. Sama halnya dengan perempuan, perempuan perlu pahami, dikagumi, dihargai sekaligus dihormati.

Ada pepatah kuno yang menyatakan “kalau ingin meruntuhkan suatu Negara, maka salah satu hal yang dirusak adalah perempuan”. Perempuan adalah pendidik untuk anak-anaknya, pelipur bagi suami, dan penyemangat bagi yang lain. Ketika perempuan rusak, maka anak-anak akan rusak, keluarga akan berantakan dan masyarakat akan tidak aman, sehingga akan mengganggu ketertiban Negara. 

Sudah sepatutnya dan sudah sepantasnya kita menghargai dan menghormati perempuan, bukan karena dia makhluk yang tercipta dari tulang rusuk lelaki, tapi karena apa yang perempuan berikan kepada kita. Perempuan yang telah mendidik dan membentuk kader yang bermoral dan berkarakter. Perempuan bukan barang yang senantiasa diperjual-belikan dan dipegang, dinikmati seenak hati. Perempuan ibarat tembok pertahanan, susah untuk dibangun dan dipertahankan dan mudah untuk dihancurkan. Ketika tembok itu hancur maka apa yang dilindungi oleh itu akan  hancur pula dan terombang-ambing entah kemana.

Opini ditulis oleh Awan Ilmiah

Posting Komentar