Poster PIA Teman Cerita BEM Kema FPsi UNM.
Sumber: Dok. BEM Kema FPsi UNM

Psikogenesis, Kamis (06/01)-Psychology In Action (PIA) Teman Cerita Kementerian Pengabdian Masyarakat (Kemenpema) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menuai berbagai tanggapan positif dari para konselor atau helper usai dilaksanakan pada Senin (01/11) hingga Jumat (31/12) lalu.

PIA Teman Cerita diberikan dalam bentuk konseling gratis dari para helper yang telah bersedia memberikan bantuannya. Helper bertugas sebagai pembimbing yang memiliki keahlian dalam konseling atau penyuluhan.

Arinil Hidayah Bur selaku salah satu helper dalam kegiatan konseling gratis ini mengakui bahwa program ini berjalan dengan lancar. 

“Terkait proses pelaksanaan teman cerita selama ini alhamdulillah untuk prosesnya berjalan dengan lancar dan semua yang dilakukan dari helper maupun helpee (baca: konseli) juga sesuai dengan apa yang diinginkan atau tujuan dari teman cerita ini,” ungkapnya.

Sama halnya dengan Muhammad Irfan yang juga selaku helper, ia mengungkapkan bahwa menurutnya kegiatan PIA Teman Cerita ini programnya telah berjalan dengan lancar. 

“Lancar kok,” ungkapnya.

Selain itu, Arinil Hidayah Bu, mahasiswa yang kerap disapa Arinil ini mengaku adanya kendala jadwal selama menjadi helper yang terkadang jadwal yang telah disepakati mendadak berubah, namun hal tersebut dapat diatasi dengan baik berkat bantuan BEM Kema FPsi UNM.

“Untuk kendala selama menjadi helper dalam teman cerita sih sebenarnya hampir tidak ada, namun tidak menutup kemungkinan ada sedikit yang bisa menjadi kendala, ketika si helpee ini berubah jadwal, namun bisa dilalui karena teman-teman BEM khususnya pada penanggung jawab dari program ini bisa membantu kami untuk menyesuaikan jadwal antara helper dan helpee” ujarnya.

Tak lupa Arinil membagikan kesan dan pesannya selama PIA yang kurang lebih dilaksanakan selama dua bulan, mahasiswa angkatan 2018 ini merasa senang bisa mengimplementasikan ilmu psikologi secara langsung di lapangan.

“Khususnya teori-teori yang kita dapatkan bisa diimplementasikan kepada teman-teman yang membutuhkan di luar sana itu sih yang membuat saya merasa senang untuk terus mengikuti program ini,” tuturnya.

Begitu pula dengan Irfan, menurutnya, selama menjadi helper ia merasa dapat mengasah kemampuan dalam mata kuliah Psikologi Konseling yang kebetulan berlangsung di periode yang sama dengan kegiatan ini. 

“Jadi ilmunya langsung diaplikasikan gitu. Serta ada rasa kebahagiaan tersendiri saat helpee mau terbuka dengan kita yang artinya mereka percaya dan mendengarkan kisah mereka, itu membuat kita tersadar there is no perfect person semua gak ada yg sempurna seceria apapun mereka akan selalu ada kisah menyedihkan dan semua orang memiliki kisahnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Irfan selaku helper berharap agar kedepannya program ini terus berjalan bahkan secara luring agar suasananya lebih terasa nyaman. Ia juga mengharapkan agar PIA Teman Cerita menjadi ajang sosialisasi terhadap kesehatan mental yang terlihat sepele namun memiliki dampak luar biasa bagi orang banyak.

“Harapannya seperti tadi semoga program seperti ini terus diperadakan selain sebagai langkah preventif dan interventif hadirnya program seperti ini bisa sebagai ajang sosialisasi memperkenalkan psikologi dan pentingnya kesehatan mental yang terlihat sepele namun dampaknya luar biasa. Untuk teman cerita sendiri saya harap sih kedepannya manajemennya lebih bagus jadwalnya,” tutupnya. (024)

Posting Komentar