Aula MTM FPsi UNM.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Selasa (25/01) - Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar telah bersiap untuk menyelenggarakan perkuliahan semester genap tahun 2022 dengan mengusung metode perkuliahan luring sebanyak 70% dan 30% daring.

Wakil Dekan I Bidang Akademik FPsi UNM Eva Meizara Puspita Dewi mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan metode perkuliahan yang akan digunakan yaitu dengan mempertimbangkan pentingnya kejelasan metode perkuliahan secara akademik serta berbagai dampak dari masing-masing metode tersebut.

"Kalau kita lihat di WR I (baca: Wakil Rektor I Bidang Akademik) itu menyatakan bahwa UNM tidak memiliki hak untuk memilih daring atau luring. UNM akan ikut bagaimana Kemenristekdikti mengeluarkan edarannya kita harus bagaimana, tapi kan sampai sekarang belum ada. Sedangkan tidak bisa begitu kita secara akademik harus jelas karena perkuliahan luring akan berdampak abcd dan perkuliahan daring juga akan berdampak abcd," jelasnya.

Lebih lanjut, Dosen yang kerap disapa Eva ini juga mengungkapkan Fakultas Psikologi UNM turut mempertimbangkan keberadaan mahasiswanya yang berkuliah di kampus V UNM Parepare untuk sampai pada kesimpulan mengadakan perkuliahan secara luring.

"Kita punya kelas Parepare, mereka tetap begini (baca: perkuliahan daring) atau dosennya yang kesana, itu harus perlu kejelasan kan. Sehingga lebih amannya saya katakan ke Kaprodi (baca: Ketua Prodi) bikin luring aja pakai kelas," ungkapnya.

Alasan lain dalam keputusan kuliah luring ini adalah banyaknya keluhan yang diterima pihak kampus terkait perkuliahan daring. 

"Karena sudah banyak keluhan bahkan ada beberapa mahasiswa yang cuti karena tidak bisa mengikuti perkuliahan daring, dia tidak masuk ilmunya itu. Jadi untuk apa sih bayar UKT (baca: Uang Kuliah Tunggal) baru nilai saya jelek saya nggak dapat serapan ilmu dengan cukup. Ya karena itu kita buat luring. Sampai saat ini kami masih berprinsip luring," lanjutnya.

Keputusan kuliah luring ini juga dimaksudkan untuk mendorong dosen-dosen dan staf kampus untuk lebih rajin datang ke kampus.

"Sementara dosen sudah keenakan daring disuruh ke kampus susahnya. Maunya daring terus, sehingga ini yang membuat kami membuat kebijakan sebaiknya menggunakan luring saja," terangnya.

Eva juga mengungkapkan bahwa walaupun metode perkuliahan yang dipilih adalah luring, namun masih ada sebagian kecil perkuliahan yang akan tetap dilaksanakan melalui tatap maya.

"Tetapi kita menggunakan persentase 30% daring dan 70% luring. Karena himbauannya adalah mahasiswa sudah mulai boleh beraktivitas di kampus," ungkapnya.

Saat ini, Fakultas Psikologi UNM tengah berfokus untuk bersiap diri menyelenggarakan perkuliahan luring. Kendati demikian, bila wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) kembali merebak, pihak FPsi UNM siap untuk kembali melakukan proses perkuliahan daring.

"Kalau ada peningkatan virus omicron, ada himbauan disuruh daring kita juga akan melakukan daring. Tidak masalah. Tapi kalau kebalik, kita maunya daring ternyata harus luring, kita yang kelabakan, gimana ruangan dan sebagainya jadi kita setting yang susah aja dulu. Karena kan saya lihat di Jawa sudah hampir semua yang luring gitu ya makanya saya berani menyatakan yuk kita luring aja konsepnya. Tapi ketika kita daring, kitapun siap," lanjutnya. (AKB)

Posting Komentar