Suasana Gedung BB 102 FPsi UNM.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis.

Psikogenesis, Senin (30/10)- Selama kurang lebih tiga bulan terakhir, Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) terus melakukan pembenahan fasilitas. Hal tersebut dilihat dari berbagai fasilitas yang terus ditingkatkan oleh pihak fakultas. Selain pembangunan Baruga Psikologi, Water Closed (WC) di lantai dua gedung BM, dan gazebo, juga terlihat beberapa fasilitas baru seperti Liquid Crystal Display (LCD), gorden, kursi dan meja baru. 

Beberapa mahasiswa FPsi UNM mengungkapkan rasa syukurnya terkait fasilitas yang diperbarui. Hal ini dikarenakan fasilitas penunjang pendidikan yang dulunya dianggap tidak sepadan dengan banyaknya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang harus dibayar, kini dibuktikan dengan fasilitas baru yang ada.

Salah seorang mahasiswa angkatan 2015, Yulia Citra turut merasa senang dengan fasilitas baru tersebut. Namun, ada beberapa tanggapan darinya terkait fasilitas tersebut, antara lain kursi lipat yang digantikan dengan kursi dan meja yang terpisah membuat kondisi ruangan menjadi lebih sempit. Menurutnya, bukan hanya kursi dan meja yang ditata dengan baik tapi kapasitas ruangan juga harus dipertimbangkan karena kondisi ruangan yang sempit, sehingga meja dan kursi berdempetan. Hal ini mengakibatkan kondisi ruangan menjadi tidak efektif dan efesien "Apalagi kita psikologi dan belajar ki psikologi lingkungan yang pelajari tentang itu, jadi ditau mi," ungkapnya. Selain itu, gorden baru yang berwarna cokelat membuat suasana ruang kelas menjadi agak gelap sehingga mahasiswa yang belajar di dalamnya terkadang menjadi tidak fokus dan mengantuk. 

Menurut mahasiswi asal Polewali ini, ada baiknya juga jika pengeras suara dimanfaatkan karena mengingat kondisi ruangan yang besar dengan jumlah mahasiswa yang banyak dapat membuat mahasiswa sulit untuk mendengar apa yang dikatakan dosen. Meskipun demikian, mahasiswa yang akrab disapa Cite ini merasa senang dengan fasilitas-fasilitas baru yang ada "Kalau saya sendiri merasa senang melihatnya," ungkapnya.

Muh. Daud selaku Pembantu Dekan II (PD II) Bidang Administrasi dan Keuangan mengungkapkan, bahwa pembaruan fasilitas yang dilakukan oleh pihak fakultas bertujuan memudahkan proses perkuliahan dan demi kepentingan serta kenyamanan mahasiswa sendiri. Pembaruan tersebut dapat dilihat dari pengadaan LCD baru berupa LCD gantung yang dipasang di setiap ruangan perkuliahan sehingga mahasiswa tak perlu repot-repot lagi untuk meminjam LCD dan menyimpan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)nya. Selain itu, nampak gorden baru di setiap ruang kuliah yang membuat ruangan menjadi lebih indah dan terasa lebih nyaman dalam proses belajar mengajar. Tidak hanya itu, kursi-kursi lama yang dulunya berupa kursi lengan kini digantikan dengan kursi dan meja “Karena Anda bayar, kita (Baca: pihak fakultas) mau menggantikan itu dalam bentuk pelayanan fasilitas, pelayanan proses belajar mengajar yang baik,” ungkap dosen mata kuliah Psikologi Politik ini.

Meskipun demikian, Daud mengeluhkan beberapa perilaku mahasiswa yang kurang berinisiatif untuk menggunakan dengan baik fasilitas baru yang diberikan. Hal tersebut dikatakannya sesuai dengan realita yang terjadi. Semisal, gorden kelas yang selalu dalam keadaan tertutup membuat suasana ruang perkuliahan menjadi gelap sehingga mau tidak mau lampu di ruangan harus dinyalakan. Hal ini berdampak pada beban listrik menjadi lebih besar karena saat jam kerja semua lampu dan Air Conditioning (AC) bekerja secara bersamaan. Akibatnya, AC terkadang macet dan/atau bahkan mati “Selain untuk mempercantik ruangan, kalau memungkinkan dibuka yah dibuka, ngapain ditutup, kecuali kalau hendak menggunakan LCD dan harus gelap, tapi jangan tutup gorden rapat,” ungkapnya. 

Selain itu, Daud juga mengatakan bahwa ketika hendak menegur mahasiswa untuk membuka gorden, ada saja perilaku mahasiswa yang dianggap kurang memerhatikan kondisi gorden dengan baik sehingga dapat membuat gorden menjadi kotor dan kusut “Dibuka lagi, gordennya digulung-gulung dimasukkan ke cela-cela jendela, rusak kan gordennyaa,” tambahnya.

Selain itu, mahasiswa terkadang tidak menggunakan dengan baik kursi lengan yang dulu. Lengan kursi biasa ditemui patah dikarenakan mahasiswa mendudukinya dengan sengaja. Perilaku tersebutlah yang dikhawatirkan akan terulang kembali "Harusnya psikologi bukan mental perusak yah," keluhnya.

Terkait dengan pertanyaan akan dikemanakannya kursi-kursi yang lama, Daud menjelaskan bahwa semua barang di fakultas merupakan inventaris negara termasuk gorden yang dibeli dengan menggunakan dana dari mahasiswa akan masuk dalam kas negara, sehingga,  akan ada masa dimana pihak universitas akan melakukan lelang. "Makannya tidak boleh dikasih rusak dan dibuang, akan ada masa pihak universitas akan melelang itu kursi, kan ada prosesnya," tambahnya.

Dosen mata kuliah Psikologi Politik ini berharap fasilitas-fasilitas baru dapat dipergunakan dengan semestinya oleh mahasiswa. "Jadilah mahasiswa yang benar, belajar jadi benar, jadi berpikir, bersikap, berperilaku yang benar. Kalau dirusak ki siapa yang rugi? Kan bukan saya yang beli, uang Anda (Baca: Mahasiswa FPsi UNM), itu yang harus disadari oleh mahasiswa," harapnya. (NFA/ASM).

Posting Komentar