Foto bersama observer dengan anggota kelompok 7 dalam kegiatan Psychocamp 2015 di Lembanna, Malino pada Jumat-Minggu, (20-22/12)
Sumber: Dok. Panitia Psychocamp 2015

Psikogenesis, Jumat, (02/12) - Menjelang pelaksanaan pendidikan dasar ketiga, Psychology Camping (Psychocamp) oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (FPsi UNM), peran observer kembali dihadirkan dengan asumsi fungsi observer penting dalam keberlangsungan kegiatan pada Kamis-Minggu, (15-18/12) di Hutan Pendidikan Unhas, Bengo-bengo, Maros nantinya. Meski demikian observer yang berperan penting seakan terabaikan haknya. 

Laela Sabrianti N selaku Menteri Pendidikan dan Pelatihan (Mendiklat) BEM Kema FPsi UNM mengaku bahwa observer merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan, mengingat fungsi observer yaitu membantu panitia khususnya acara dalam hal mengobservasi dan menilai sejauh mana peserta dapat memahami materi yang diberikan pada saat kegiatan berlangsung. "Observer dalam kegiatan itu untuk membantu penilaian, kan tidak mungkin anak acara mau observasi itu semua," ungkapnya. 

Meski dianggap menjadi bagian penting, faktanya hingga saat ini wujud apresiasi yang diberikan dapat dikatakan sangat minim. Hal ini dibuktikan dari pengakuan dua mahasiswa yang merasa tak memeroleh apapun setelah menjadi observer setelah berpartisipasi dalam kegiatan BEM Kema FPsi UNM (Baca: Orientasi Kemahasiswaan dan Kelembagaan pada 15-18/9 dan Psychocamp pada 20-22/11/15). 

Achmad Zaini Bhyaaqi yang pernah berperan sebagai observer dalam kegiatan Psychocamp tahun 2015 lalu mengungkapkan bahwa hingga saat ini dirinya belum menerima sertifikat yang digadang-gadang akan diperadakan setelah kegiatan. "Kayaknya ada sertifikat, cuma sampai sekarang belum saya dapat," tutur lulusan FPsi UNM periode November 2016 itu.

Pengakuan lain datang dari mahasiswa angkatan 2013, Ocheng Suhendra P yang juga menjadi salah satu observer dalam kegiatan Real tahun 2016. Pria yang akrab disapa Ocheng ini mengaku tidak pernah menerima imbalan apapun termasuk sertifikat yang dijanjikan oleh BEM Kema FPsi UNM. "Tidak ada kayaknya ku dapat apa-apa," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Asmar Tahirman selaku Presiden BEM Kema FPsi UNM mengatakan akan segera menindaklanjuti perihal pemberian sertifikat kepada observer. "Saya sama diklat akan bicara soal observer yang belum menerima sertifikat untuk segera diberikan," ujar mahasiswa asal Luwu itu.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi yang diberikan oleh pihak Kemendiklat sendiri terkait tidak adanya pemberian sertifikat tersebut. (FNA)

Posting Komentar