Kegiatan Mahasiswa Berdialog di Taman Sulappa Appa FPsi UNM pada Selasa (12/09).
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Rabu (13/09) - Kementerian Sosial dan Politik (Kemensospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah melaksanakan kegiatan Mahasiswa Berdialog dengan tema "Problem Pokok Warga Bara-Barayya Pasca Sidang Keputusan" di Taman Sulappa Appa FPsi UNM (12/09).

Andi Idul Saputra, selaku Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) memaparkan bahwa latar belakang diangkatnya tema "Problem Pokok Warga Bara-Barayya Pasca Sidang Keputusan" dalam Mahasiswa Berdialog yaitu dikarenakan ingin mengkaji sejauh mana proses hukum yang telah dilewati warga Bara-Barayya mengenai isu penggusuran masyarakat Bara-Barayya sejak tahun 2017 silam yang sampai sekarang masih belum terselesaikan. 

"Yang menjadi latar belakang sebetulnya karena sejak tahun 2017 isu penggusuran di Bara-Barayya itu selalu bergulir sampai sekarang dan apa sebenarnya yang terjadi di sana sehingga sampai hari ini belum menemui titik terang. Selain itu kita juga ingin mengetahui lebih lanjut sudah sejauh mana proses hukum yang ditempuh oleh warga Bara-Barayya hingga saat ini," papar mahasiswa yang akrab disapa Idul tersebut.

Idul lanjut menjelaskan bahwa konsolidasi di Bara-Barayya yang berujung pada kesepatakan untuk segera melakukan aksi untuk memperjuangkan hak masyarakat Bara-Barayya menjadi pemantik untuk mengadakan Mahasiswa Berdialog agar mahasiswa FPsi dapat terlibat dalam agenda pengawalan warga Bara-Barayya.

"Kesepakatannya ingin melakukan aksi untuk memperjuangkan hak warga Bara-Barayya. Nah, dari situ sepertinya bagus ketika kita adakan ruang diskusi di kampus untuk memahamkan teman-teman sehingga bisa terlibat juga dalam agenda pengawalan yang dilakukan oleh warga Bara-Barayya," jelas Idul.

Idul mengungkapkan perbedaan Mahasiswa Berdialog kali ini dengan sebelum-sebelumnya yaitu dari segi tujuan konten pembahasan, di mana sebelumnya berfokus pada isu-isu kontemporer yang ada di lingkungan sekitar. Sedangkan, kali ini isu yang dibahas bertujuan agar memberikan pemahaman kepada mahasiswa FPsi agar mampu ikut dalam agenda pengawalan yang akan dilakukan Kemensospol.

"Sebenarnya ada perbedaan kalau di periode lalu itu digunakan untuk memahamkan mahasiswa mengenai isu-isu kontemporer yang hadir di tengah-tengah kita, kalau kita tadi digunakan sebagai wadah untuk memberikan pemahaman supaya teman-teman yang lain bisa ikut dalam agenda pengawalan yang akan dilakukan oleh Kemensospol," ungkapnya.

Setelah ini, Mensospol telah merencanakan akan mengadakan kegiatan Mahasiswa Berdialog selanjutnya akan dilaksanakan sebelum Hari Tani Nasional (24/09) yang akan mengangkat dan membahas tuntas mengenai perhatian negara terhadap petani.

"Tentu kalau setelah ini kan rencananya akan ada aksi unjuk rasa di Hari Tani Nasional tanggal 24 September nah sebelum itu kita rencana akan mengupas tuntas sejauh mana negara menaruh perhatian terhadap petani," tuturnya.

Afdhal Hidayat Syam, mahasiswa angkatan 2021 yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Mahasiswa Berdialog ini mengungkapkan kesan dan menyampaikan pesan tentang perlunya kegiatan seperti ini untuk mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat untuk menyelesaikan masalah di masyarakat.

"Kalau menurut saya bagus (baca: Mahasiswa Berdialog) karena pemahaman tentang kasus-kasus atau isu-isu di luar yang dalam hal ini menyangkut permasalahan warga atau masyarakat sebagai mahasiswa kita penyambung lidah masyarakat itu perlu mengikuti kegiatan seperti ini," sebut Afdhal.

Sebagai penutup, Afdhal menyampaikan harapannya untuk Mensospol dan mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan Mahasiswa Berdialog.

"Harapannya untuk Mensospol untuk selalu mengawal isu ini, karena kita yang memulai, seharusnya kita juga yang mengakhiri. Kemudian untuk teman-teman yang mendengarkan, saya rasa sangat rugi kita sebagai mahasiswa kalau sekadar mendengarkan, harusnya juga kita mampu mengaktualisasikan turun langsung melihat kondisi situasi dan hal-hal apa yang diperlukan warga di Bara-Barayya," tutupnya. (ARB)

Posting Komentar