Laman SIA UNM
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Minggu (21/04)-Sistem paket dalam pengurusan Kartu Rencana Studi (KRS) untuk mahasiswa baru (maba) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) dikeluhkan oleh maba. Hal ini terjadi lantaran jumlah kuota per kelas yang diberikan kepada maba FPsi UNM dalam sistem paket, diisi oleh mahasiswa angkatan lain sehingga beberapa maba FPsi UNM tidak memprogramkan mata kuliah yang seharusnya diambil pada semester tersebut. 

Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Ridfah selaku Sekretaris Program Studi (Prodi) FPsi UNM bahwa penyebab tidak terprogramnya mata kuliah yang diambil maba semester ini karena ketidaklulusan mahasiswa angkatan sebelumnya. 

"Yang mengacaukan sebenarnya, kakak-kakaknya kalian banyak yang tidak lulus juga rupanya, satu. Padahal kelas itu ada batasannya. Apalagi kelas-kelas kecil itu paling banyak 35-an ji. Akibatnya yang tua-tua itu masuk juga di dalam situ,” ungkapnya. 

Penyebab lainnya ialah proses pengurusan KRS oleh maba dilakukan di akhir waktu yang ditentukan, sehingga kelas yang ingin diprogramkan telah terisi. “Kalau dia tidak mau bergeser ke kelas lain misalkan, ya sudah, otomatis dia tidak bisami program. Kalau misalnya dia di awal-awal, masih bisa saya tambahkan satu atau dua (baca: kursi),” katanya. 

Disamping itu, dosen yang sering disapa Ridfah itu juga menambahkan bahwa kejadian ini baru terjadi pada angkatan 2018. Hal ini lantaran banyaknya jumlah maba angkatan 2018, sehingga beberapa maba FPsi UNM tidak memprogramkan mata kuliah yang seharusnya diambil pada semester ini. 

“Baru tahun ini kejadian seperti itu. Baru angkatanmu (baca: mahasiswa angkatan 2018), angkatan sebelummu kan banyak, angkatanmu 300, angkatan sebelum mu (baca: mahasiswa angkatan 2017) 280. Jadi kalau ada yang mengulang di 280 ini, akan mengacaukan di 300 ini,” tambahnya.

Ridfah pun berkata meskipun pihak prodi telah mempertimbangkannya, hal tersebut tetap saja terjadi. “Di awal itu kita sudah pertimbangkan juga bahwa ketika angkatan tua (baca: angkatan lain) yang masuk, ada ji memang kita sediakan kelebihan kursi untuk tiap-tiap kelas. Jadi misalnya angkatanmu itu seharusnya dalam satu kelas 30 orang, maka ada kuota sisa 5 orang (baca: kursi) itu untuk kakak-kakak kalian. Tapi ternyata masih kejadian juga,” sambungnya.

Mahasiswa lain berinisial S yang merasakan hal tersebut mengaku merasa dirugikan karena jatahnya yang diambil. Menurutnya, sistem paket yang disediakan dan menjadi jatah maba FPsi UNM telah diambil oleh angkatan lain dan membuat maba kewalahan. 

"Dalam mengambil kelas kan tidak enak kalau kita ambil bagiannya juga orang. Kan masing-masing adami jatahnya setiap kelas juga, baru kelasnya itu pas-pasmi juga. Ini merugikanki juga, khususnya dalam akademik,” akunya. (021)

*Berita ini ditulis oleh Peserta Magang Diklat Jurnalistik XI (DJ XI) LPM Psikogenesis

Posting Komentar