Foto Bersama Kegiatan Debat dan Pemaparan Visi dan Misi Capres BEM Kema FPsi UNM
Sumber: Dok. Panitia

Psikogenesis, Senin (18/03) - Debat dan Pemaparan Visi dan Misi Calon Presiden (Capres) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menuai tanggapan yang beragam dari Masyarakat Kema FPsi UNM yang berlangsung pada hari Sabtu (16/03) di Aula Moh Thayeb Manrihu (MTM) FPsi UNM.

Ahmad Gasali selaku Formatur Ketua Umum Mahasiswa Pemerhati Bumi Nusantara (Marabunta) memberikan tanggapan mengenai Visi Misi yang telah dibuat dan disampaikan oleh kedua Capres BEM Kema FPsi UNM bahwa Visi Misi yang telah dibuat dinilai sangat bagus.

“Menurut saya Visi Misi dari kedua Capres ini sangat bagus karena yang menjadi prioritas dari kedua Capres ini adalah bagaimana dia meningkatkan eksistensi dari lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa, dalam peningkatan eksistensi itu dia sudah memaparkan apa saja langkah-langkah taktis yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut,” ungkapnya saat diwawancara setelah pemaparan visi misi.

Lebih lanjut mahasiswa yang akrab disapa Gasali menambahkan bahwa kondisi forum Debat dan Pemaparan Visi dan Misi Capres terbilang santai, berbeda dari forum Debat dan Pemaparan Visi dan Misi Capres tahun sebelumnya.

“Berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya debat pada KPU (baca: Komisi Pemilihan Umum) kali ini atau pemilihan umum pada kali ini, itu dia santai tapi fokus tetap kepada bagaimana seharusnya debat itu berjalan jadi tidak terlalu tegang tapi juga tidak terlalu santai, mereka berada di garis yang tepat,” sambungnya.

Disisi lain Gasali juga menyebutkan bahwa dirinya pribadi merasa kecewa kepada kedua Capres BEM Kema FPsi UNM ketika memberikan jawaban dari pertanyaan yang telah ia lontarkan serupa dengan jawaban setiap tahunnya sehingga Gasali merasa bahwa kedua Cepres BEM Kema FPsi UNM tidak memiliki inovasi.

“Saya sendiri sebenarnya cukup kecewa dengan jawaban dari Capres-Capres tersebut, karena apa yang menjadi jawaban atas pertanyaan yang saya pertanyakan itu adalah jawaban template sama yang dari kemarin-kemarin (baca: debat tahun-tahun sebelumnya). Dan dari situ, saya bisa menilai bahwa kedua Capres ini tidak memiliki inovasi baru dalam memperbaiki masalah sumber daya manusianya itu sendiri,” terangnya.

Sejalan dengan Gasali, Abdi Rahmat Hudzaifah selaku Ketua Komisi I Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Kema FPsi UNM sekaligus bagian dari Mahasiswa Angkatan 2021 juga menerangkan bahwa forum Debat Dan Pemaparan Visi Misi yang telah berlangsung berjalan dengan cukup baik dibandingkan dengan forum yang ada sebelumnya.

“Suasana forumnya kondusif terus lumayan excited, juga teman teman yang nonton debatnya untuk bertanya cuma mungkin sayang karena terbatas sama waktu jadi tidak bisa kebagian semua untuk bertanya. Tapi aman, sangat kondusif jika dibandingkan forum-forum tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Berbanding terbalik dengan Gasali yang menganggap bahwa Visi Misi dari kedua Capres sudah sangat bagus, mahasiswa yang kerap disapa Abdi ini menyebutkan bahwa Visi Misi yang dibawakan oleh kedua Capres kurang inovasi dan juga memiliki kebaharuan yang sedikit.

“Sebenarnya Visi Misi dari kedua Capres itu bisa dibilang ada yang berlanjut ada juga yang baru, dan saya merasa beberapa itu lumayan mirip dengan visi misi capres pada periode sebelumnya. Hanya sedikit yang saya dengar kebaharuan dari keduanya seperti, capres nomor urut dua itu dia lebih menekankan ke pergerakan internal dan eksternal bagaimana agar bisa lebih kuat di pengkajiannya. Lalu untuk capres nomor urut satu yang menekankan ke perubahan dan bagaimana caranya bisa kita improve untuk seluruh masyarakat kema (baca: Keluarga Mahasiswa),” jelasnya. 

Tidak hanya itu, pendapat yang serupa juga datang dari Ichwan Sabil selaku bagian dari angkatan 2022. Dimana ia mengungkapkan bahwa visi misi yang disampaikan keduanya memiliki kemiripan dengan periode sebelumya dan hanya memiliki sedikit perbedaan.

“Kalau dari tanggapan itu mungkin ada perbedaan sedikit dari visi misinya Capres nomor urut satu sama Capres nomor urut dua, tapi mungkin tujuannya sama ji dan juga berulang seperti periode sebelumnya, untuk mengembangkan potensinya mahasiswa sama sebagai wadah aspirasi mahasiswa. Istilahnya mereka kayak berbeda kata tapi satu tujuan,” ucapnya saat memberikan tanggapan setelah pemaparan visi misi selesai.

Juga sejalan dengan Ichwan dan Abdi, Taufik Hidayat sebagai bagian dari angkatan 2023 sekaligus Ketua Angkatan dari 2023 mengatakan bahwa visi misi yang telah dipaparkan itu tidak jauh berbeda dari keduanya. 

“Dari kedua visi misi tadi saya menangkap bahwa kedua visi misi tadi Capres nomor urut satu dan Capres nomor urut dua itu kayak saling berkaitan ji dan saya lihat mereka fokusnya juga hampir mirip seperti, pengembangan SDM (baca: Sumber Daya Manusia) dan bagaimana mereka ingin bersama-sama mengembangkan self development masing-masing anggota BEM ataupun Kema nantinya,” sebutnya. 

Namun, mahasiswa yang akrab disapa Taufik ini juga menambahkan bahwa ia sebagai bagian dari keluarga baru di Kema FPsi UNM merasakan atmosfer positif selama debat dan pemaparan visi misi berlangsung.

“Selama forum berlangsung saya merasa forum sangat kondusif ya dan tidak ada yang seperti pro terhadap nomor urut satu maupun nomor urut dua, juga teman-teman dari 23 yang lain merasakan kondusifnya forum dan sangat asik juga, meski saya tidak sempat untuk bertanya. Tapi dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari teman-teman dan juga kakak-kakak saya anggap itu sudah mewakili, juga saya merasa pertanyaan yang ada tidak jauh bedalah dengan pertanyaan saya,” tambahnya.

Sebagai penutup Taufik berharap kepada Presiden BEM yang terpilih agar membawa perubahan dan mematahkan stigma negatif yang melekat pada organisasi kampus.

“Saya harap presiden yang terpilih nanti tentunya membawa perubahannya dari LK (baca: Lembaga Kemahasiswaan) Kema FPsi sendiri karena kita melihat pandangan atau stigma mahasiswa terhadap organisasi di kampus itu tergolong buruk, karena mereka meranggapan bahwa organisasi di kampus itu hanya akan menjadi penghambat akademik atau prestasi mereka, dan di dalamnya hanya ada senioritas dan hanyalah tempat dimana orang-orang yang tidak mau berkembang,” harapnya. (JK)

Posting Komentar