Ilustrasi Psikologika "Implementasi Decluttering: Singkirkan yang Tak Berguna Bagi Hidupmu".
Sumber: Pinterest

Pernahkah kamu mendengar informasi tentang impulsive buying? Kalau kamu belum pernah dengar, secara singkat, impulsive buying merupakan perilaku untuk melakukan pembelian barang secara berlebihan. Nah, terus apa hubungannya dengan konsep decluttering? simak psikologika ini hingga akhir!

Apa sih itu Decluttering?

Decluttering merupakan perilaku yang melibatkan keinginan untuk menyingkirkan atau membuang barang yang tidak memberikan manfaat bagi kehidupan. Lochte (2017) mengemukakan bahwa decluttering merupakan konsep untuk merapikan kembali seluruh pengalaman atau informasi, mengamati dengan keadaan sadar, kemudian memilah yang diperlukan. Lebih lanjut, Siegel (2007) dan Siegel (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa decluttering merupakan sebuah kemampuan berpikir. Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa decluttering merupakan perilaku menyingkirkan atau membuang barang dengan cara memilah yang tidak memberi manfaat dan sebaliknya bagi kehidupan.

Bila dilihat dari penjelasan sebelumnya, decluttering merupakan salah satu output yang terjadi setelah perilaku impulsive buying. Seseorang akan melakukan decluttering bila merasa dirinya telah melakukan pembelian yang cukup banyak. Seseorang akan kembali berpikir, melihat, dan memilah barang-barang yang masih berguna dan tidak berguna bagi dirinya. Seseorang akan terbagi menjadi dua kelompok, yang pertama adalah kelompok yang sadar dan mencoba melakukan decluttering. Kemudian yang kedua adalah kelompok yang tidak ingin melakukan decluttering dikarenakan merasa sulit untuk menyingkirkan barang tersebut.

Lantas bagaimana bila sulit untuk menyingkirkannya?

Seseorang cenderung sulit untuk berpisah dari barang yang memiliki kenangan tersendiri, mungkin seperti baju yang digunakan saat masih balita, boneka yang diberikan oleh nenek, dan masih banyak lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Dawson (2018) yang mengemukakan bahwa tidak mudah untuk berpisah dengan barang-barang yang telah dimiliki, terutama pada barang-barang yang penuh dengan kenangan indah. Kemudian, bagaimana cara berpisah dengan barang tersebut?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irwin, Winterich, dan Reczek (dalam Dawson, 2018), seseorang akan lebih mudah mengikhlaskan barang-barang yang tidak mereka butuhkan dengan cara mengambil foto barang tersebut terlebih dahulu. Lebih lanjut terkait penelitian Irwin, dkk (dalam Dawson, 2018), penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 800 mahasiswa yang ingin keluar dari asrama. Peneliti kemudian meminta mahasiswa untuk menyumbangkan barang yang telah mereka gunakan. Namun, sebelum menyumbangkan barang mahasiswa diminta untuk mengambil foto barang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, mahasiswa lebih tertarik untuk menyumbangkan barang setelah mengambil foto barang tersebut. Apakah kamu tertarik untuk mencobanya?

Lakukan Decluttering untuk hal lain

Konsep decluttering dengan menyingkirkan hal-hal yang tidak berguna dapat diimplementasikan pada konteks kehidupan lain. Selain barang, kita juga dapat menyingkirkan hal-hal lain yang tidak bermanfaat atau tidak berguna bagi kehidupan kita kedepannya. Hal-hal lain tersebut dapat berupa hubungan yang tidak memiliki manfaat bagi masa depan, organisasi yang tidak memberikan dampak positif pada diri, jurusan akademik yang dirasa tidak cocok bagi diri. Mari untuk keluar dari segala hal yang tidak berguna bagi kehidupan saat ini maupun bagi masa depan.

Lantas bagaimana denganmu? apa hal tidak berguna di hidupmu yang masih tetap kamu pertahankan? (AAA)

Daftar Pustaka

Dawson (2018). Desire to Declutter? Science Says Take a Picture First. Diakses melalui https://repositories.lib.utexas.edu/server/api/core/bitstreams/cb373068-cc02-4185-bbea-f04be58010bc/content 

Lochte, J. A. (2017). Decluttering the mind: A creative approach towards becoming.

Siegel, D. (2007). The mindful brain: Reflection and attunement in the cultivation of well-being. New York, NY: W.W. Norton & Company. 

Siegel, D. (2010a). Mindsight: The new science of personal transformation. New York, NY: Bantam Books.

Posting Komentar