Mahasiswa FPsi UNM Peraih Medali Emas pada Abdidaya Ormawa di Auditorium Universitas Jember.
Sumber: Dok. Pribadi

Psikogenesis, Sabtu (16/12) - Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) sebagai perwakilan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Universitas Negeri Makassar (UNM) Raih 3 Medali Emas pada Abdidaya Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di Auditorium Universitas Jember (UNEJ) pada Sabtu (9/12) lalu. 

Mahasiswa FPsi yang mewakili Maperwa UNM terdiri dari Muh. Riyadh Maarif selaku Ketua Tim Pelaksana, Nur Khofifah Awina selaku Bendahara, Agung Sesar selaku Ketua Divisi Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Desa, beserta Farhan, Fajrul Syawal dan Andi Ali Syahib selaku Anggota Divisi Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Desa. 

Agung Sesar menjelaskan bahwa kegiatan Abdidaya dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan diperuntukkan bagi organisasi mahasiswa dengan tujuan untuk meningkatkan hard dan soft skill. 

“Jadi kegiatannya itu dilaksanakan oleh Kemendikbudristek yang diperuntukkan untuk organisasi mahasiswa dalam rangka meningkatkan kapasitas dari anggotanya. Tujuannya adalah meningkatkan soft skill dan hard skill dari anggota Ormawa sekaligus melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Mirip-mirip PIMNAS (baca: Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), tapi dalam hal ini (baca: Abdidaya), timnya berasal dari Ormawa,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Agung ini. 

Agung lanjut menyampaikan bahwa kegiatan Abdidaya diikuti oleh seluruh perwakilan Ormawa universitas di Indonesia yang telah mengajukan proposal dan diseleksi oleh tim penyelenggara.

“Untuk partisipan dari lombanya berasal dari seluruh perwakilan Ormawa universitas di Indonesia yang melakukan pengajuan proposal dan diseleksi oleh tim penyelenggara,” sampainya. 

Lebih lanjut, Agung menuturkan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan Abdidaya ini, dimulai dari pengumpulan proposal hingga pengumuman peserta yang lulus. 

“Untuk tahapannya sendiri itu ada beberapa seleksi. Tahapan pertama yang diselenggarakan oleh universitas, jadi Ormawa yang mengumpulkan proposal, akan diseleksi dan diperbaiki oleh tim seleksi universitas. Setelah itu, ada pembukaan proposal dari tim pelaksana PPK (baca: Program Peningkatan Kapasitas) Ormawa yang dibentuk oleh Kemendikbudristek. Terus diseleksi proposalnya, dan diumumkan siapa tim yg berhak mendapatkan pendanaan. Baru setelah itu, melaksanakan program yang diajukan berdasarkan proposal yang diajukan. Tahapan terakhir, pengumuman peserta yang lulus ke Abdidaya 2023. Nah, di Abdidaya ini puncak kegiatannya, dan segala kegiatan lainnya diadakan di Abdidaya,” tuturnya.  

Agung kemudian menjelaskan bahwa kegiatan Abdidaya berbentuk nominasi penghargaan bukan perlombaan, dan Tim Maperwa UNM termasuk dalam empat kategori nominasi penghargaan. 

“Kalau skemanya bukan dalam bentuk lomba, tapi dalam bentuk nominasi penghargaan. Jadi, untuk tim yang saya dengan teman-teman wakili itu, masuk 4 kategori nominasi. Ada kategori dosen pembimbing, kategori mitra/desa, kategori tim pelaksana, dan kategori Ormawa,” jelasnya. 

Lanjut, Agung menyampaikan bahwa Tim Maperwa UNM berhasil meraih juara satu pada tiga nominasi penghargaan yaitu kategori dosen pembimbing terinovatif, kategori SDG terkuat, dan kategori Mitra Dengan Dukungan Keberlanjutan Paling Strategies.

“Untuk nominasinya, ada tiga kategori juara yang dianugerahkan. Terbaik 1 Kategori Dosen Pembimbing Terinovatif. Terbaik 1 Tim Pelaksana Kategori SDG Terkuat. Terbaik 1 Kategori Mitra Dengan Dukungan Keberlanjutan Paling Strategis,” sampainya. 

Muh. Riyadh Maarif, salah seorang perwakilan lainnya, menyampaikan bahwa persiapan dalam mengikuti kegiatan Abdidaya sudah dipersiapkan dengan sangat matang dan sistematis mulai dari Januari lalu.

“Jadi persiapan kami itu sangat matang dan sistematis. Mulai dari tahap survei, asesmen lapangan, dan penentuan topik yang berbasis pada Analisis Kebutuhan. Persiapan ini dilaksanakan semenjak bulan Januari 2023. Setelah penentuan topik, kami kembali melakukan rembuk bersama masyarakat desa untuk menyampaikan rencana kerja program yang akan dilaksanakan. Setelah penjelasan yang melalui prosedur panjang, pihak desa Tarowang dan Pemkab Jeneponto bersama mahasiswa bersepakat untuk mengatasi 2 persoalan utama yaitu meminimalisir tumpukan sampah yang berserakan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Masyarakat Desa melalui Program e-TB Tarowang,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Riyadh ini.  

Agung kemudian mengungkapkan kesenangannya mendapatkan penghargaan, dan berusaha untuk merefleksikan diri agar pencapaian yang diraih dapat bermanfaat bagi orang lain. 

“Cukup senang bisa dapat beberapa penghargaan. Tapi yang kupikirkan, yah merefleksi diri yang pastinya bagaimana supaya apa yang dicapai atau yang sudah dilakukan bisa terus berlanjut dengan bermanfaat untuk banyak orang,” ungkapnya. 

Terakhir, Agung mengungkapkan harapannya agar kegiatan lebih dioptimalkan lagi dan menjangkau lebih banyak pihak.

“Kalau harapannya secara pribadi. Untuk penyelenggara, lebih dioptimalkan lagi programnya, supaya bisa menjangkau banyak pihak, memikirkan aspek keberlanjutan dan follow up programnya, dan segi pendanaannya lebih dimaksimalkan kembali," harapnya. 

Sebagai penutup, Riyadh menyampaikan harapannya agar seluruh Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang ada di UNM dapat mengikuti program Abdidaya ini karena melatih interaksi dan dapat menyalurkan ilmu dengan orang lain.

“Harapan saya dengan tulus adalah semoga seluruh LK yang ada di UNM khususnya di FPsi UNM bisa mengikuti program ini, karena melalui program ini kita dilatih bagaimana bisa berinteraksi dengan masyarakat desa serta menyalurkan keilmuan kita secara langsung untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa,” tutupnya. (MR)

Posting Komentar