Ilustrasi Psikologika “Beli Dulu Menyesal Kemudian, Mengenal Perilaku Impulsive Buying”.
Sumber: Pinterest

Belanja adalah salah satu kebutuhan manusia, dengan berbelanja kita bisa mendapatkan apa saja yang kita butuhkan. Era modern menjadi era yang memudahkan bisnis berjalan. Barang apapun bisa dibeli tanpa bergerak kemana-mana. Akhir cerita, seseorang akan lebih cenderung menimbulkan suatu perilaku, yang dalam psikologi biasa dikenal dengan perilaku Impulsive buying. Penasaran? Maka dari itu Sobat Psikogenesis, simak penjelasan berikut.

Impulsive buying merupakan perilaku membeli yang dilakukan secara tiba-tiba, tidak terencana, serta memunculkan penyesalan (Verplanken dan Herabadi, 2001). Dengan akses belanja yang mudah, membeli bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. 

Membeli secara spontan, membeli barang dengan pemikiran untuk melakukannya saja, membeli tanpa berpikir, memiliki pikiran untuk membeli barang tertentu saat melihatnya, tidak berhati-hati dalam merencanakan pembelian, serta ceroboh dalam pembelian merupakan ciri-ciri seseorang yang memiliki perilaku Impulsive buying (Rook & Fisher, 1995).

Banyak sekali faktor yang dapat menimbukan perilaku ini. Sihotang (2009) menyebutkan bahwa faktor internal yang bisa menimbulkan perilaku ini yaitu motivasi, kepribadian, usia, sumber daya konsumen, dan gaya hidup.

Perilaku ini pun, bisa menimbulkan beberapa dampak negatif. Mukaromah (2021) menyatakan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan perilaku ini seperti masalah keuangan sehingga mendorong adanya perasaan kurang nyaman serta rasa penyesalan yang bisa berakibat buruk untuk kesehatan mental.

Adapun untuk mencegahnya, Sobat Psikogenesis bisa melakukan beberapa tips yang dikutip dari Siloamhospitals.com yaitu, membuat anggaran keuangan, menggunakan uang secara bijak, mencari cara lebih sehat untuk mengatasi stres, batasi penggunaan kartu kredit, meminta bantuan teman, pasangan, atau keluarga untuk mengontrol keuangan, membuat daftar belanja, serta membuat komitmen pada diri sendiri untuk tidak membeli barang secara impulsif.

Itulah penjelasan yang bisa kami paparkan, semoga sobat psikogenesis bisa membeli dengan bijak demi mental yang sehat. (RBN)

Referensi:

Mukaromah, M. A., Zulva, T. N. I., Malida, O. N., & Oktafia, Y. (2021). Analisis Psikopatologi Kecenderungan Impulsive Buying pada Salah Satu Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Jurnal Ilmiah Psikologi MIND SET, 12(02), 117-124.

Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative Influences on Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Research, 22(3), 305. https://doi.org/10.1086/209452

Sihotang, A. (2009). Hubungan antara konformitas terhadap kelompok teman sebaya dengan pembelian impulsif pada remaja (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying tendency: Feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15(1 SUPPL.), 71–83. https://doi.org/10.1002/per.423

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-impulsive-buying diakses pada 12 oktober 2023. 

Posting Komentar