Mahasiswa FPsi UNM yang Mengikuti Lomba Debat Ekonomi Pembangunan Tingkat Nasional.
Sumber: Dok. Pribadi

Psikogenesis, Minggu (22/10) - Delegasi Universitas Negeri Makassar (UNM) lolos ke babak final lomba Debat Ekonomi Pembangunan di Universitas Syiah Kuala (USK) tingkat nasional yang dilaksanakan pada hari Senin sampai Rabu (9-11/10) lalu.

Abdul Gilang Tawakkal yang kerap disapa Gilang menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya dengan nama Forum Ilmiah Pembangunan pada tahun 2023.

“Ekonomi Pembangunan setiap tahun mengadakan Forum Ilmiah Pembangunan, pada tahun 2023 ini menjadi salah satu item kegiatan Lomba Debat Nasional,” jelasnya.

Selanjutnya, Gilang menyampaikan bahwa awalnya dilakukan pembuatan essay sebelum kegiatan lomba berlangsung.

“Sebelum kita mendaftar menjadi peserta itu kita harus submit essay dulu sebelum kegiatannya berlangsung," katanya. 

Gilang kemudian menyampaikan bahwa alasan mereka bisa lolos babak semi final 8 besar karena menggunakan British Parlement.

"Kami berhasil lolos di semifinal 8 besar karena kita memakai British Parlement bukan Asia Parlement,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gilang menjelaskan bahwa kegiatan ini dibiayai secara penuh oleh Fakultas dengan biaya lebih dari cukup buat transportasi, makan, uang, dan lainnya.

"Saya menghubungi Pak Dayat untuk mengusulkan bantuan untuk kami. Pertama untuk biaya pendaftaran dan yang kedua untuk biaya akomodasi selama di sana (baca: Aceh). Alhamdulillah-nya Wakil Dekan III memberi bantuan yang lebih dari cukup selama mengikuti kegiatan ini," ucapnya. 

Gilang kemudian menyampaikan kendala terkait transportasi yang harus memakai kendaraan umum. Selain itu, perbedaan metode, sistematika atau standar penilaian menjadi tantangan untuk mendorongnya berusaha semaksimal mungkin demi perlombaan ini.

"Saya tidak punya kendaraan bermotor jadi kemana-mana harus pakai angkutan umum. Dari segi debatnya sendiri kami harus membiasakan dengan metode maupun sistematika atau standar penilaian yang diterapkan sama juri, jadi kami harus beradaptasi dengan alur debat dengan orang-orang yang di sana (baca: Aceh) karena orang-orang itu bagus dalam berdebat. Jadi itu agak susah," katanya. 

Gilang juga menyampaikan bahwa dia berhasil mendapatkan peringkat pembicara terbaik ke 11 dan partner-nya sendiri sebagai pembicara terbaik ke 12. 

”Saya dapat menjadi pembicara terbaik ke-11 dan Mega pembicara terbaik ke-12,” jelasnya.

Sebagai penutup, Gilang mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan berharap ke depannya dapat membanggakan kampus dan orang tua.

"Saya ucapkan terimakasih kepada Fakultas terutama mungkin dari kemahasiswaan yang meskipun kami jauh namun selalu dukung kami. Kemudian, saya sama Mega berharap ke depannya kami bisa betul-betul membanggakan Kampus, diri sendiri dan tentu saja orang tua," tutupnya. (021)

Posting Komentar