Ilustrasi cerpen  Bulir-Bulir Putih Yang Tak Sia-Sia
Sumber: Northern Nester

Penemuanku menjadi ketidakpastian yang belum menemukan penalti, namun perjalanannya telah melewati beratus tahun hingga pada beberapa tahun belakangan tangan-tangan yang lihai menari bersama pena dan benda segi empat yang memuat huruf huruf memberitahukan kepada segelintir penghuni bumi bahwa menjadi baik untuk menghindarkan bulir-bulir putih manis untuk masuk kedalam tubuhnya. Mungkinkah para pemanen dan mereka yang turut mengawal proses terbentuknya menjadi sama sedihnya bahkan tanpa tedeng aling aling menjauhi?

Perpanjangan jejak tarian jemari-jemari yang lihai itu rupanya sampai juga kepada yang dibicarakan. Antara mereka yang diciptakan sebagai satu kesatuan yang ramai, kemudian membagi pula kekalutan yang diperkuat oleh pertahanan yang tampil dalam bentuk penyangkalan dan berakhir tanpa solusi sehingga yang berpadu adalah keresahan nasib menjadi kuning lantas dihindarkan sepenuhnya karena tak lagi tampak layak untuk disajikan.

Cakap sayup-sayup yang mengesankan kesedihan itu menarik perhatian sepasang mata yang sejak tadi menunggu. Orang-orang yang menukar lembar rupiah dengan secangkir minum mengepul.

Sang peracik minuman…

Ia tersenyum lalu menyendok beberapa bulir-bulir putih itu, memadukan mereka bersama serbuk kehitaman yang kemudian membuat mereka seperti berada ditengah badai topan lalu melebur bersama cairan putih yang mengepul.

“Manisnya pas, kang. Terima kasih”

Sebagian dari bulir-bulir putih yang masih tinggal lalu terpikir. Ada yang terbit dari hati yang terasa penuh dan menyapu bersih masygul. Sang peracik minuman lantas ikut tersenyum, seolah merasakan kehangatannya, meskipun barangkali hangat itu dikarenakan uap hangat nan menggelitik dari percampuran bulir-bulir putih dan bubuk aneka warna yang berbaur bersama air panas.

“Emang ke starling malam-malam gini sambil minum kopi bikin pening berkurang yah, bro?”

Sang peracik minuman tersenyum. Mungkin seperti itulah ciptaanNya.., pada tangan dan situasi yang pas, akan menjadi perpaduan yang mujarab untuk membantu kepulihan atau paling dasar menciptakan senyuman dan mengurangi penat.

Tatapannya mengarah pada bulir-bulir putih itu. Sungguh, ciptaan Sang Ilahi tak ada yang menjadi sia-sia. Termasuk kalian, gula pasir.

-Fadhilaseohan

Posting Komentar