Ilustrasi Starry Night by Alex Ruiz.
Sumber: Fine Art America

Ini tentang sebuah rasa yang hanya tersampaikan dalam titah-titah pena yang hanya dilihat oleh lampu kamar yang remang, gitar tua yang tidak pernah dimainkan, dan buku-buku yang menunggu untuk dibaca sampai selesai. Hei, taukah kamu? Diri ini sebenarnya selalu memperhatikanmu. Melihatmu tersenyum bahagia bersama teman-temanmu, seaneh itu. Sebuah rasa yang asing bagi diriku muncul secara mendadak, dan menabur benih dalam sela-sela pikiran yang kosong.

Hari itu, ketika burung-burung masih berkicau, sang surya masih malu memperlihatkan dirinya, dan langit mengambil kesempatan memamerkan keindahan awan-awannya. Kita berpapasan, dirimu yang terlihat terburu-buru, dan diriku, dengan segala kekakuan mencoba tersenyum. Dirimu membalasnya dengan senyuman yang memperlihatkan gigimu yang indah, entah. Semua yang ada pada dirimu hanya keindahan. Mungkin Tuhan menciptakan dirimu ketika berdiskusi bersama malaikat-malaikat-Nya mencoba untuk menginterpretasikan makna keindahan. Seakan menyadari, imajinasi telah memutar roda-rodanya dan membentuk sebuah visual yang terlalu tinggi dan segera ditepis oleh logika. 

Setelah momen itu dan seterusnya, bahkan hingga saat ini. Rasa asing tersebut telah tumbuh semakin mekar dan indah. Membentuk taman-taman yang dimana ukiran karya Khalil Gibran, Sapardi Djoko Darmono, dan Chairil Anwar saling berdiskusi dan berdebat untuk menginterpretasikan rasa asing ini. Barangkali dirimu membaca ini. Aku hanya ingin dirimu tahu, tak ada sekalipun hari dilewatkan diri ini tanpa memikirkan untuk berusaha menaburkan bibit asing ini ke dirimu. Namun, mungkin Dirikulah yang disinggung Fiersa Besari di dalam sajaknya "Sekuat-kuatnya seseorang memendam, akan kalah oleh yang menyatakan. Sehebat-hebatnya seseorang menunggu, akan kalah oleh yang menunjukkan". 

Tetaplah bersinar di atas sana bagaikan bintang, memancarkan kelipan indah yang membuat kunang-kunang merasa iri dengan cahayamu, kupu-kupu malu melihat warna kelipanmu. Dan biarkan diriku di sini, mengamati dari jauh, menyampaikan seluruh angan dan harap, berharap mendapatkan balasan. Namun sadar bahwa hal tersebut hanyalah kemustahilan semata.

- Oleh Sen.Andhika

Posting Komentar