Ilustrasi Cerpen "Kupu-kupu, Putri Duyung, dan Lautan Biru."
Sumber: Pinterest 

Kisah ini tentang Kupu-kupu yang mengorbankan dirinya demi Putri Duyung. Berawal dari Kupu-kupu yang bertemu dengan Putri Duyung di Lautan Biru, sejak saat pertama kali bersapa, mereka menjadi dekat.

Hari dan purnama berganti, Kupu-kupu dan Putri Duyung tak dapat terpisahkan, Putri Duyung senang mendengar cerita daratan dari Kupu-kupu, begitupun sebaliknya. 

Pada suatu hari, Putri Duyung menceritakan keluh kesahnya kepada Kupu-kupu. Putri Duyung merasa lelah berada dalam Lautan Biru, ia lelah mengerjakan semua tugasnya sendiri, ia memerlukan seseorang untuk membantunya menyelesaikan semua masalah Lautan Biru. Sebagai teman yang baik, Kupu-kupu memutuskan untuk tinggal di Lautan Biru agar dapat membantu Putri Duyung.

Di hari itu, Kupu-kupu mendatangi penyihir yang tinggal di gubuk dekat Lautan Biru "Akan sangat banyak yang kau korbankan untuk sesuatu yang belum tentu menguntungkan bagimu," ucap penyihir kepada Kupu-kupu. "Tak apa, meskipun itu merugikan, toh aku tidak akan sendiri," jawab Kupu-kupu dengan semangat dan kepercayaan diri untuk hidup di lautan. "Jawaban yang naif, tapi baiklah, aku akan membuat mu dapat berenang, menyelam, dan tinggal di lautan."

Kupu-Kupu akhirnya dapat tinggal di Laut Biru, membantu Putri Duyung dalam mengurus Lautan Biru, tinggal bersama dan hidup bahagia selamanya...

Tamat.

.

.

.

.

.

Namun, kisah ini tidak seindah yang dipikirkan, masalah yang sebenarnya baru akan dimulai.

Suatu hari, di Lautan Biru, sebuah kapal karam dan tenggelam, Putri Duyung melihat seorang pangeran yang tenggelam, dengan sigap berusaha membawa pangeran ke daratan. Kupu-kupu yang mengetahui hal tersebut membantu dengan cara menyelesaikan tugas dan tanggung jawab Putri Duyung agar Lautan Biru tetap stabil.

Satu hari, dua hari, tiga hari berjalan, Kupu-kupu resah, tidak ada informasi dari Putri Duyung, padahal Putri Duyung harus menghadiri beberapa konferensi bersama para bangsawan lainnya, "Kau dimana? Apa yang terjadi?" Tulis Kupu-kupu pada Putri Duyung menggunakan telegraf lautan. "Entahlah, aku bingung dengan apa yang terjadi, aku jatuh cinta kepada pangeran, dan entahlah saat ini aku tidak dapat menyelesaikan masalah dan tugasku di Lautan Biru," jawab Putri Duyung yang bingung akan situasi dan dirinya sendiri "Baiklah, aku akan membantumu mengurus Lautan Biru."

Kupu-kupu tak menyangka bahwa itu akan menjadi telegraf terakhir antara dirinya dan Putri Duyung, setelahnya Putri Duyung tak pernah lagi menjawab telegraf dari Kupu-kupu, entah telegraf-nya yang rusak atau dari awal telegraf tersebut tidak dinyalakan. Kupu-kupu yang awalnya bingung harus melakukan apa dan mulai dari mana, lambat laun dapat menggantikan pekerjaan Putri Duyung dengan baik.

Hari demi hari berganti, Kupu-kupu merasa resah, pekerjaan yang harusnya dilakukan oleh dua orang, ia lakukan seorang diri, lelah, dan jenuh ia rasakan "Hei Kupu-kupu, maukah kau ikut bertanding dengan kami?" tanya teman Kupu-kupu di daratan. "Maaf, kondisi Lautan Biru sedang tidak baik-baik saja, tidak mungkin rasanya aku ikut bertanding sementara kewajibanku di sini tidak tuntas," jawab Kupu-kupu dengan sedih, ia sangat ingin kembali bertanding di daratan, jiwa-jiwa kompetitifnya sangat bergelora ketika ikut pertandingan. Namun hal itu tidak dapat ia lakukan semenjak Putri Duyung pergi.

"Aku tidak akan sendiri" Kupu-kupu mengingat percakapannya dengan penyihir, ternyata perkataannya salah, nyatanya sekarang Kupu-kupu sendirian mengerjakan tugas yang bahkan bukan tanggungjawabnya, Kupu-kupu berusaha menghubungi Putri Duyung, namun tidak ada kabar darinya, Kupu-kupu juga berusaha membujuk Penguasa Laut agar diberikan seseorang untuk menemaninya menyelesaikan pekerjaan Putri Duyung, namun tidak ada tindakan lanjut dari penguasa laut, ikan-ikan yang awalnya membantu Kupu-kupu juga telah merasa jenuh dan akhirnya meninggalkan Kupu-kupu sendiri.

Kupu-kupu merasa resah, ia tidak ingin lebih lama lagi dalam kondisi ini, hingga ia mengambil jalan yang tidak seharusnya ia ambil, dikarenakan tidak ada tindakan lanjut dari penguasa laut terkait kondisinya, pada akhirnya Kupu-kupu menyalahi alur koordinasi, ia pergi ke Penguasa Alam untuk mencari informasi yang dapat menjadi solusi dari permasalahannya.

Penguasa Alam terkejut ketika mendengarkan kondisi Kupu-kupu, mereka tidak menyangka bahwa Putri Duyung dan Penguasa Lautan akan setega itu untuk melimpahkan semua tugas Putri Duyung kepada Kupu-kupu, disaat Kupu-kupu sebenarnya memiliki kewajiban yang lain. "Seharusnya bukan kau yang menggantikan tugas Putri Duyung, pun jika itu terjadi, seharusnya kau mendapatkan seseorang untuk membantu mu menyelesaikan kewajibanmu yang lain," ucap Penguasa Alam dengan ekspresi prihatin kepada Kupu-kupu. "Namun, ini sudah lama terjadi, mengapa Penguasa Laut tidak mengatakan ini sejak awal? Mengapa mereka hanya mengikuti keinginan putri duyung tanpa melihat peraturan alam yang berlaku?" Tanya Kupu-kupu kepada Penguasa Alam. "Entahlah, coba kau tanyakan hal tersebut kepada Penguasa Laut." 

Betapa terkejutnya Kupu-kupu ketika mengetahui informasi yang sebenarnya, ia merasa dipermainkan oleh Penguasa Laut dan Putri Duyung. Kupu-kupu merasa kecewa, ia kecewa Kepada Penguasa Laut, ikan-ikan, dan Putri Duyung. Padahal alasan Kupu-kupu masuk ke dalam Lautan Biru adalah Putri Duyung, namun Putri Duyung meninggalkannya, bahkan memanfaatkannya.

Pada akhirnya Kupu-kupu ingin keluar dari Lautan Biru, namun Penguasa Laut menahannya agar tetap berada di dalam Lautan Biru. "Mengapa kau menahan ku namun membuatku kecewa?"

Itulah narasi akhir dalam kisah ini yang ditulis oleh Lautan Biru "Mengapa jawaban Penguasa Laut tidak dituliskan?" Jika kau bertanya seperti itu, maka akan ku jawab "Penguasa Laut tidak dapat memberikan jawaban yang dapat dipahami, ia meminta waktu untuk berpikir." Jadi, mari menunggu jawaban dari Penguasa Laut, aku tahu kesabaran mu itu sangat besar, sebesar kesabaran Matcha dalam menunggu tanggapan Susu, sebesar kesabaran Kupu-kupu dalam menghadapi kegilaan yang terjadi.

-Butterfly

Posting Komentar