Kericuhan pada Pertandingan Cabor Futsal Championship 2023.
Sumber: Dok. Pribadi

Psikogenesis, Rabu (01/11) – Pertandingan Cabang Olahraga (Cabor) Futsal pada kegiatan Championship 2023 yang diselenggarakan oleh Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM) Psysport Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) ricuh dikarenakan salah seorang pemain dari tim Pondok Zahra lakukan tindak kekerasan terhadap pemain tim Psycool B pada Minggu (22/10) lalu.

Konfirmasi Kejadian

Terkait kericuhan yang terjadi pada Minggu (22/10) di kegiatan Championship 2023 yang melibatkan Mahasiswa Angkatan 2021 FPsi UNM dan Maba Angkatan 2023 FPsi UNM, Tim Kerja kegiatan Championship 2023 mengonfirmasi isu tersebut.

"Benar ada kericuhan yang terjadi antara angkatan 2021 dan 2023, itu pertandingan antara tim Pondok Zahra yang merupakan tim dari angkatan 2021 melawan Psycool B yang merupakan tim dari angkatan 2023 dalam perlombaan Futsal pada hari Minggu," jelas A salah seorang bagian dari Tim Kerja kegiatan Championship 2023.

AK yang merupakan Maba angkatan 2023 FPsi UNM sekaligus korban kekerasan pada kegiatan Championship 2023 mengonfirmasi bahwa tindak kekerasan tersebut diperoleh dari Staf Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM Asmin Azram dan EF.

“Ya benar (baca: tindakan kekerasan) di kegiatan Championship 2023, Ada Kak Asmin yang merupakan Staf Diklat, Kak EF, dan ada beberapa lagi yang lain,” ungkapnya.

Kronologi Kejadian

Terkait kronologi tindak kekerasan yang terjadi, A selaku bagian dari Tim Kerja Championship 2023 yang berada pada tempat kejadian mengaku tidak mengetahui awal mula dari kericuhan yang terjadi.

”Kami pihak penyelenggara kurang tau apa hal yang memulai, tapi yang kita tau kan seperti itu ya, setiap main, tensi-tensi (baca: tegang) begitu. Saya ada di tempat tapi saya tidak lihat jelas (baca: kericuhan),” akunya.

Selanjutnya terkait kronologi kejadian, A menjelaskan bahwa kesalahpahaman menjadi kronologi awal dan terdapat dorongan yang tidak disengaja oleh salah satu pihak.

“Kronologi awal itu, mungkin salah paham gara-gara bola out dan tidak sengaja ada dorongan sedikit, saya tidak tahu itu dorongan dari pihak mana, saya tidak lihat jelas (baca: kericuhan yang terjadi),” jelasnya.

Melalui perspektif AK selaku korban, kericuhan diawali oleh jatuhnya EF dikarenakan berbenturan badan dengan AK pada saat perebutan bola, kemudian dilanjut dengan kondisi di mana EF menarik rompi yang sedang digunakan oleh AK hingga terjatuh.

"Kronologi awalnya kami sedang dalam pertandingan, posisinya Kak EF itu berlari untuk ambil bola, kemudian adu body (baca: saling berbenturan) dengan saya, mungkin karena susah jaga keseimbangan jadi Kak EF jatuh, kemudian setelah jatuh, dia tarik rompi saya sampai saya jatuh, kemudian setelah itu, saya harapannya dia ulurkan tangannya untuk saling damai, tapi mungkin ada hal lain yang dipandang negatif jadi terjadi salah paham," jelasnya.

Lebih lanjut terkait kronologi, AK menuturkan bahwa terdapat dorongan oleh EF kemudian dilanjut dengan tendangan yang mengenai dada oleh Asmin Azram selaku Pemain Pondok Zahra yang berada di bangku cadangan.

"Nah setelah itu mulai keributan seperti ada dorongan dari Kak EF, tapi menurut saya itu masih dalam batas wajar, tapi untuk tendangan di dada itu menurut saya sudah agak berlebihan, tendangannya itu dari Kak Asmin yang berada di bench (baca: bangku cadangan) kemudian berlari ke lapangan untuk menendang," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, A mengungkapkan bahwa pada saat kericuhan tersebut terjadi, pihak Tim Kerja langsung memisahkan kedua belah pihak kemudian melanjutkan permainan yang melibatkan Pondok Zahra melawan Psycool B dan melakukan mediasi kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.

“Saat kejadian itu kami langsung memisahkan kedua belah pihak dan segera melanjutkan permainan. Namun, setelah pertandingan selesai, kami langsung melakukan mediasi kepada dua pihak dan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan,” ungkapnya.

A menjelaskan bahwa setelah kericuhan yang terjadi, AK selaku Korban dan Asmin Azram selaku Pelaku mendapatkan penangguhan selama satu pertandingan dari pihak wasit dikarenakan kericuhan yang diakibatkan oleh kedua belah pihak.

“Kedua pemain itu (baca: AK dan Asmin Azram) sama sama dapat kartu merah dari wasit, sama-sama di suspend (baca: ditahan bermain) untuk satu pertandingan berikutnya,” jelasnya.

Perspektif Pelaku

Asmin Azram atau yang kerap disapa Asmin mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan kepada Maba Angkatan 2023 bertujuan demi kebaikan dari Angkatan 2023.

“Secara pribadi saya terbawa emosi tapi emosi saya itu demi kebaikan angkatan 2023. kenapa saya bilang seperti itu, kebaikan dua angkatan 2023 itu karena saya ingin melihat baik-baik angkatan 2023 tidak lagi bermasalah dengan angkatan yang lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut terkait alasan melakukan tindak kekerasan, Asmin menjelaskan bahwa tindakan kekerasan tersebut dilakukan agar pihak Angkatan 2023 bisa mengambil keputusan dengan baik dan tidak melakukan tindak kericuhan ataupun perilaku kasar saat bertanding.

”Agar angkatan 2023 itu bisa mengerti tentang apa permasalahan yang ada di lapangan entah itu dia bermain kasar ataupun tidak sopan terhadap angkatan lainnya, namun di balik semua itu ada pasti dampak positifnya yaitu agar 2023 bisa mengambil keputusan agar tidak lagi mengulangi kericuhan dan kekasaran dalam bermain,” jelasnya.

Dampak Lain Kejadian

AK mengungkapkan bahwa setelah kericuhan pada kegiatan Championship 2023 yang melibatkan Staf Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM, AK berniat untuk mundur pada kegiatan Psychology In Training (PLT) 2023 dikarenakan hilangnya kepercayaan terhadap BEM Kema FPsi UNM. 

"Setelah permasalahan itu (baca: kericuhan), itu jadi salah satu alasan saya mundur dari kegiatan PLT 2023, alasannya lebih ke kehilangan kepercayaan terhadap Kemendiklat, harapannya kami (baca: Angkatan 2023) BEM itu jadi junjungan kami, apalagi yang terlibat itu adalah Staf dari Kemendiklat, tapi setelah kegiatan itu, kami jadi hilang kepercayaan ke BEM," ungkapnya.

Keinginan untuk mundur dari kegiatan PLT 2023 oleh AK juga diikuti oleh teman dekat dan beberapa Angkatan 2023 dikarenakan kericuhan yang terjadi pada kegiatan Championship 2023.

"Ya benar, ada beberapa yang ingin mengundurkan diri dari kegiatan PLT 2023 setelah kejadian di kegiatan Championship, apalagi teman dekat saya sampaikan kalau mereka sudah ingin keluar dari kegiatan PLT, tapi saya sendiri meminta ke mereka untuk tetap bertahan di kegiatan PLT, jangan jadikan permasalahan kemarin mengganggu keberlanjutan mereka di kegiatan PLT," jelasnya.

Perspektif Pihak Tim Kerja

A selaku pihak Tim Kerja merasa dirugikan oleh kericuhan yang terjadi dikarenakan citra kegiatan yang rusak dan dampak lain pada kegiatan Championship 2023.

“Menurut saya iya (baca: merugikan pihak Tim Kerja) karena bisa merusak citra kegiatan kami. Kami menyediakan ajang ini untuk silaturahmi bukan untuk hal seperti itu (baca: kericuhan). Namun, hal tersebut (baca: kericuhan) sudah kami selesaikan secara kekeluargaan,” ujarnya.

Selanjutnya, A berharap agar kegiatan Championship 2023 ke depannya lebih lancar tanpa ada hal-hal lain yang mengganggu kelancaran kegiatan.

“Harapan kami sebagai pihak penyelenggara tentu saja tidak mengharapkan adanya kejadian seperti ini agar ke depannya dan di tahun-tahun berikutnya bisa lebih lancar lagi tanpa adanya hal-hal seperti ini (baca: kericuhan) lagi,” harapnya.

Tindakan BEM Kema FPsi UNM

Sabtu, (28/10) pihak BEM Kema FPsi UNM mengadakan pengumpulan Angkatan 2023 FPsi UNM untuk membahas perihal Apex Day atau Hari Puncak kegiatan PLT 2023, kegiatan Inaugurasi Angkatan 2023 FPsi UNM, dan kericuhan yang terjadi di kegiatan Championship 2023.

“Ya, benar (baca: Pengumpulan Angkatan 2023 FPsi UNM), sebenarnya terkait pengumpulan tadi untuk angkatan 2023 itu bukan hanya terkait permasalahan yang lalu saat di lapangan futsal, tetapi ada hal lain yang akan dibahas terkait pengumpulan tadi, yaitu Apex Day PLT, yang kedua itu kalau saya tidak salah tentang inaugurasi nanti dibahas, dan yang terakhir itu adalah terkait permasalahan yang terjadi pada lapangan futsal,” jelas Asmin selaku mantan Staf Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM dan Pelaku tindak kekerasan pada kegiatan Championship 2023.

Selanjutnya terkait pengumpulan Angkatan 2023 FPsi UNM, Asmin mengungkapkan bahwa permasalahan terkait kericuhan pada kegiatan Championship 2023 telah selesai pada pengumpulan yang menghadirkan Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM dengan Maba Angkatan 2023.

”Sesudah pengumpulan angkatan 2023 ditegaskan sudah clear (baca: selesai) semuanya permasalahan baik angkatan 2021 maupun angkatan 2023 tidak ada lagi. Tiada lagi yang namanya permusuhan atau balas dendam,” ungkapnya.

Lebih lanjut terkait pengumpulan Angkatan 2023 FPsi UNM, AK selaku Korban tindak kekerasan pada kegiatan Championship 2023 membenarkan bahwa terdapat sesi klarifikasi oleh pihak BEM Kema FPsi UNM terkait kejadian tindak kekerasan yang terjadi sekaligus meluruskan asumsi-asumsi negatif perihal senioritas.

“Ya ada klarifikasi tentang kejadian itu (baca: kericuhan antara Fungsionaris BEM Kema FPsi UNM dan Angkatan 2023 di kegiatan Championship 2023) dikarenakan miss komunikasi dan masalah tensi, bukan masalah personal. Sesi itu bentuk klarifikasi untuk meluruskan semua asumsi-asumsi negatif dari Angkatan 2023. Jadi itu dilakukan sebagai bentuk klarifikasi dan juga salah satu bentuk permohonan maaf termasuk saya dan juga kak Asmin. Itu adalah salah satu bentuk pergerakan yang keren dari BEM, saya rasa itu adalah salah satu hal yang patut untuk di respect,” jelasnya.

Permintaan Maaf Pelaku

Asmin mengungkapkan bahwa terdapat penyesalan atas tindakan kasar yang dilakukan terhadap Angkatan 2023 pada kegiatan Championship 2023.

“Saya menyesal karena mungkin adik-adik angkatan 2023 menganggap saya sudah kasar terhadap temannya, tapi saya juga menyesal dengan tindakan saya, untuk permintaan maaf, sebelum diadakannya pengumpulan 2023 di lapangan sudah kita adakan yang namanya minta maaf,” ungkapnya.

Selanjutnya, Asmin meminta maaf atas perilaku merugikan yang dilakukan pada kegiatan Championship 2023 yang diadakan BKM Psysport Kema FPsi UNM.

“Saya minta maaf sebesar-besarnya pada Psysport terhadap tindakan merugikan saya, sikap saya yang mungkin memalukan terhadap Psysport, saya juga berasal dari kader Psysport, juga kapten TC (baca: Training Centre) yang ke-12 dan pribadi saya juga menyesal terhadap apa yang saya lakukan terhadap angkatan 2023 sebesar-besarnya minta maaf untuk Psysport. semoga saya bisa introspeksi diri ke depannya lebih baik lagi,” ujarnya.

Asmin berharap agar permasalahan yang telah terjadi bisa menjadi bahan evaluasi diri untuk lebih baik, menjalin hubungan yang lebih baik dengan Angkatan 2023 FPsi UNM, dan tidak terjadi permasalahan lain di kegiatan BKM Psysport Kema FPsi UNM.

“Harapan untuk diri saya sendiri itu mungkin saya pribadi bisa evaluasi diri terkait permasalahan yang terjadi ke depannya, semoga lebih baik lagi hubungan saya antara pribadi saya dengan angkatan 2023, semoga ke depannya kita bisa ketemu lagi meskipun saya tidak menjabat lagi sebagai Staf Diklat, untuk kegiatan nantinya Psysport maupun Championship tetap solid, semoga tidak ada lagi permasalahan yang akan dihadapi oleh Psysport maupun kegiatan lainnya di Psysport,” harapnya.

Penerimaan Maaf Korban

Terkait klarifikasi dan permohonan maaf yang dilakukan Asmin, AK menjelaskan bahwa sejak awal telah memaafkan tindakan kekerasan yang dilakukan, tidak terdapat dendam dari pihak AK, dan tidak pernah terdapat niatan untuk melakukan serangan balik dikarenakan hal tersebut bukan salah satu hal untuk menyelesaikan masalah.

”Saya dari awal selalu memaafkan masalah hal tersebut dan sekalipun tidak pernah dendam terhadap kejadian tersebut dan saya tidak pernah sekalipun berpikir untuk melakukan serangan balik walaupun hal tersebut sangat bisa saya lakukan tapi hal tersebut bukan suatu hal yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalahan,” jelas AK.

Terkait keinginan AK dan beberapa Angkatan 2023 FPsi UNM untuk mundur dari kegiatan PLT 2023, AK mengungkapkan bahwa belum ada kepastian dari dirinya untuk melanjutkan kegiatan, namun terdapat tanggapan positif dari beberapa Angkatan 2023.

“Saya juga belum memiliki kepastian untuk melanjutkan atau tidak, saya dengar juga dari teman teman saya tanya bahwasanya sudah sejak awal saya membujuk mereka untuk terus melanjutkan dan tadi baru ada tanggapan positif dari mereka,” ungkapnya.

Sebagai penutup, AK menjelaskan bahwa permasalahan yang terjadi merupakan hal yang tidak perlu ditanggapi secara serius dikarenakan kericuhan yang terjadi merupakan hal yang wajar, tidak perlu untuk diperpanjang, dan harus untuk diselesaikan secara bijaksana.

“Saya selalu menganggap bahwa hal tersebut bukan hal yang terlalu serius untuk ditanggapi dan hal itu (baca: kericuhan) adalah hal yang wajar terjadi apalagi kalau kita berbicara mengenai profesionalitas atlet, itu adalah hal yang wajar bukan hal yang harus diperpanjang, hal yang harus diselesaikan secara bijaksana,” tutupnya. (AAA)

Posting Komentar