Mahasiswi FPsi Peraih Best Speaker pada Kompetisi Debat Nasional Pesta Ilmiah Sriwijaya.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Sabtu (25/11) - Mahasiswi Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil terpilih menjadi Best Speaker dalam Kompetisi Debat Nasional Pesta Ilmiah Sriwijaya (PIS) yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) U - READ Universitas Sriwijaya (UNSRI).

Ana Fardana atau akrab disapa Ana, mengungkapkan bahwa ia mengetahui mengenai lomba tersebut sejak awal bulan Agustus dari sebuah akun Instagram, dengan username “Srikandidebat”, dan berlatih tiga kali setiap bulannya hingga lomba diselenggarakan pada akhir bulan September.

“Jadi saya tahu info lomba debat itu ada namanya IG Srikandidebat. Nah dari situ banyak info - info debat, kalau buat bersiap ikut lomba ini, sebenarnya itu lombanya bulan Agustus atau September tapi diundur jadi akhir September, kalau soal persiapan itu tiap minggu mungkin sebulan tuh kami sempat latihan tiga kali aja yang bareng banget buat lomba ini,” ungkapnya.

Ana menjelaskan bagaimana ia membagi waktu antara kuliah dan persiapan lomba dengan menggunakan waktu luang setelah kuliah sekitar dua jam dan kembali mengerjakan tugas kuliah usai latihan.

Sparing tuh yang latihan debat lawan anak debat lain, sekitar jam delapan, kan kita kuliah itu sampe sore aja, Jadi nanti kayak jam delapan tuh sparing baru mungkin sparing tuh habisin waktu sekitar dua jam sampai jam sepuluh, jadi selesai sparing ya kita lanjut kerjain tugas,” jelasnya.

Ana mengatakan bahwa dirinya mengikuti lomba tersebut karena inisiatif sendiri bukan atas permintaan dari kampus, ia juga menyatakan bahwa kampus kurang mendukung dalam lomba perdebatan sehingga menjadi kendala yang sangat disayangkan.

“Jadi ini inisiatif sendiri, nggak ada disuruh sama kampus karena buat kampus sendiri tuh kurang mendukung dalam perdebatan gitu kan. Untuk kendala sendiri dari saya sama tim nggak ada karena kami kayak serius banget, pengen banget gitu. Tapi ya dari pihak kampusnya aja nggak ngedukung, Ini kemarin lombanya tuh lulus ke final ke Palembang gitu kan, grand final cuman kayak nggak diakomodasi sama kampus gitu, jadi ya kami terpaksa ngundurin diri kemarin itu sih yang disayangkan banget,” ungkapnya.

Ana menyebutkan bahwa ia mendaftar lomba tersebut menggunakan dana pribadi sehingga ia mendapatkan dukungan dari saudaranya berupa biaya, serta pelatihan oleh coach debat yang berasal dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjar.

“Jadi belum ada biaya dari Fakultas buat daftar lomba, jadi itu pure pakai dana pribadi, jadi buat dukungan tuh dapat biaya dari kakak gitu, kakak yang bayarin lomba gitu. Kalau yang lainnya ada coach debat kami, dia di Banjar di ULM, jadi kemarin kayak call sparing tuh sama dia,” sebutnya.

Sebagai penutup, Ana mengutarakan harapannya agar pihak kampus, terutama Wakil Rektor (WR) III untuk lebih mengakomodasi bagi mahasiwa yang ingin mengikuti lomba ke depannya.

“Jadi buat harapan ke depannya saya berharap sih pihak kampus, WR III, kayak lebih mengakomodasi buat kami, karena kan ini yang ikut lomba ini partner saya tuh dia pernah ikut lomba debat. Jadi lomba debat ini tuh rutin tiap tahunnya, jadi dia pernah ikut lomba debat ini dulu, sebelum WR III diganti itu tuh kayak dibiayain gitu, mereka terbang, baru mereka juara dua kemarin, baru pas giliran ini, pas WR III udah diganti, nggak dibiaya-in ke Palembangnya gitu, jadi ya semoga paham ya,” tutupnya. (008) 

Posting Komentar