Ilustrasi Penarikan Riset “Kegiatan PLT 2023 Belum Usai, BEM dan Kepanitiaan Tuai Komentar Negatif”.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Senin (27/11) – LPM Psikogenesis mengirimkan Surat Pernyataan kepada Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) pada (14/11) sebagai respon keberatan atas Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang melakukan pengancaman kepada Pemimpin Departemen Penelitian dan Pengembangan (Pemlit) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Psikogenesis usai riset dengan judul “Kegiatan PLT 2023 Belum Usai, BEM dan Kepanitiaan Tuai Komentar Negatif” diunggah di Instagram LPM Psikogenesis pada Kamis (02/11) lalu. 

Riset yang diunggah meliputi komentar peserta terkait jalannya Psychology Leadership Training (PLT) 2023 yang merupakan salah satu bagian dari Program Kerja Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) BEM Kema FPsi UNM. Setelah diunggah, Pemimpin Litbang selaku penanggung jawab atas riset dipanggil oleh Presiden BEM yang mempertanyakan urgensi riset di tengah kegiatan yang masih berlangsung. 

Ahmad Ainun Ridha selaku Dewan Pembina LPM Psikogenesis memberi keterangan terkait penarikan riset adalah hal yang tidak lazim namun dikarenakan kondisi yang terjadi penarikan menjadi jalan yang diwajarkan. 

“Penarikan produk jurnalistik yang sudah dipublikasikan merupakan sesuatu yang tabu dan tidak seharusnya terjadi. Namun setelah mendengar alasan ditariknya riset, saya pikir langkah yang diambil terjustifikasi (baca: diwajarkan), mengingat adanya ancaman yang diberikan kepada pengurus LPM Psikogenesis," ucapnya. 

Lebih lanjut, diketahui bahwa LPM Psikogenesis melakukan penarikan riset yang telah terbit dikarenakan adanya ancaman yang dilakukan oleh Presiden BEM dalam pembicaraan pada kamis (02/11) malam lalu. 

Mengetahui alasan penarikan riset, Dewan Pembina LPM Psikogenesis mengatakan perilaku pengancaman tidak bisa dibenarkan dan berharap bahwa pengancaman itu terjadi hanya karena pengendalian emosi yang buruk. Meskipun begitu, ia berharap prosedur yang seharusnya tetap berjalan agar tidak terjadi lagi hal serupa bagi LPM Psikogenesis dan rekan-rekan sejawat.

“Meskipun dilihat dari berbagai perspektif, pengancaman yang dilakukan yang bersangkutan tidak bisa dibenarkan. Saya harapnya, perilaku ini muncul semata karena kontrol emosi yang kurang baik dari pelaku. Sekarang kita lakukan saja prosedur yang seharusnya, termasuk memastikan hal serupa tidak lagi terjadi bagi teman-teman LPM Psikogenesis maupun rekan-rekan pers mahasiswa," tuturnya. 

LPM Psikogenesis merasa keberatan atas pengancaman yang telah dilakukan oleh Andika Aldillah Syuraih selaku Presiden BEM Kema FPsi UNM, sehingga pihak LPM Psikogenesis mengajukan surat pernyataan yang meminta Presiden BEM untuk mengakui secara kelembagaan bahwa tindakan yang dilakukan salah dan LPM Psikogenesis akan memaafkan jika dilakukan permohonan maaf secara terbuka di depan umum (Sidang Pleno).

Surat Pernyataan

Surat Pernyataan LPM Psikogenesis.
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Surat Pernyataan selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut.

Kronologis

Pada Kamis 2 November 2023 pukul 20.35 WITA, Hayatul Mutmainnah Ardin selaku Menteri Pendidikan dan Pelatihan (Mendiklat) menghubungi Muhammad Yasin Ahmad selaku Pemimpin Umum (PU) untuk bertemu di Sekretariat BEM dan bertanya perihal riset. 

“Apa maksud ta terbitkan ini riset? Kita tau sekarang sudah H-1 kegiatan, peserta sudah kumpulkan perlengkapannya, tenda sudah didirikan di lokasi, besok kita sudah mau berangkat, kalian terbitkan riset begini, bagaimana kalau peserta menarik diri?” tanya Mendiklat. 

Sebagai respon, PU menjawab akan mengomunikasikan hal tersebut kepada pengurus. 

“Tunggu saya komunikasikan dengan teman-teman,” jawab PU. 

Setelah berdiskusi dengan Essam S. Sappe Abdulwahid Muhammad selaku Pemimpin Redaksi (Pemred) dan Akhdan Asirih Afif Siddiq Sahnur selaku Pemlit, PU sepakat untuk mempertahankan riset yang telah dibuat. Setelah itu, BEM Kema FPsi UNM yang diwakili oleh Presiden BEM dan Mendiklat melakukan pertemuan dengan pihak LPM Psikogenesis yang diwakili oleh PU, Pemlit, dan Pemred LPM Psikogenesis.

Pada pukul 21.21 WITA, Presiden BEM datang di depan Sekretariat LPM Psikogenesis sambil berteriak untuk meminta Pemred dan Pemlit untuk berbicara. Pada saat itu, Sekretariat LPM Psikogenesis ramai oleh beberapa pengurus dan Peserta Psikogenesis Internship Program (PIP). Berikut percakapan antara Presiden BEM, Pemlit, dan Pemred.

“Mana Pemred?,” ucap Presiden BEM.

“Ini ada,” balas Pemred LPM Psikogenesis.

“Mana Pemlit?,” ucap Presiden BEM.

“Ini ada,” balas Pemred LPM Psikogenesis.

“Sini ko dulu keluar,” ucap Presiden BEM.

“Untuk apa Pres?” balas Pemred LPM Psikogenesis.

“Sini mi dulu keluar,” ucap Presiden BEM.

“Untuk apa? Masuk mi, sini maki, duduk mi di sini,” balas Pemred.

Setelah percakapan tersebut, Mendiklat mendatangi Sekretariat LPM Psikogenesis dan berdiri di samping Presiden BEM. Berikut lanjutan percakapan antara Presiden BEM, Mendiklat, Pemlit, dan Pemred.

“Sini maki bicara ki di luar, kutau ji siapa di sini,” ucap Mendiklat.

“Sini mi cepat mi keluar, kek cewek saja,” lanjut Presiden BEM.

“Tunggu,” balas Pemlit.

Menanggapi hal tersebut, pada pukul 21.25 WITA Pemred dan Pemlit mengikuti arahan dari Presiden BEM dan Mendiklat untuk berbicara di daerah parkiran FPsi UNM yang gelap dan tidak diawasi oleh CCTV. Setelah sampai di daerah parkiran FPsi UNM, Mendiklat menanyakan terkait urgensi dari postingan feed “Tingkat Kepuasan Peserta Terhadap Kegiatan Psychology Leadership Training 2023" Instagram LPM Psikogenesis.

Mendiklat menanyakan terkait urgensi riset dan memberitahukan kondisi yang dialami oleh BEM Kema FPsi UNM, tidak lama PU dan Ketua Umum (Ketum) Maperwa juga datang ke lokasi. 

“Apa urgensinya ini riset? Kenapa diterbitkan di H-1 PLT? Kau tahu ndak konsekuensinya? Kami dipanggil sama di atas (baca: pihak Fakultas) karena ini. Kamu tau ndak apa konsekuensinya? Kalian pikir ndak kami? Panitia? Kami capek buat ini PLT bukan demi Kemendiklat, ini demi Lorong ta, demi keberlangsungannya Lorong ta,” ucap Mendiklat.

Setelah pertanyaan dari Mendiklat, Presiden BEM melontarkan kalimat agresif dengan narasi kalimat kurang lebih seperti berikut. 

“Kalian sudah dibaek-baeki, tapi begini caramu, ini memang cari masalah telaso,” ucap Presiden BEM. 

Menanggapi pertanyaan tersebut, Pemlit menjelaskan terkait urgensi riset, latar belakang, dan keadaan yang dialami oleh Departemen Litbang dengan narasi kalimat kurang lebih seperti berikut.

“Kami dari Departemen Litbang paham ji dengan keadaan yang ada, saya paham terkait konsekuensi yang dialami setelah risetnya terbit, tapi riset ini dilatarbelakangi oleh tanggapan negatif yang disampaikan oleh Peserta PIP ke Departemen Litbang, mereka dapat beberapa kejadian yang tidak menyenangkan pada beberapa bagian dari PLT khususnya pada saat pembukaan kegiatan PLT. Maka dari itu kami dari Litbang lakukan riset ke beberapa Peserta PLT kemarin,” ucap Pemlit.

Setelah tanggapan dari Pemlit, selanjutnya Akbar Hidayat Syarif selaku Ketum Maperwa Kema FPsi UNM memberikan tanggapan dengan narasi kurang lebih seperti berikut 

“Saya paham ji dengan latar belakang dan keinginannya teman-teman melakukan riset, hanya saja lucu menurutku, kenapa survei kepuasan dilakukan sebelum kegiatan selesai,” ucap Ketum Maperwa. 

Setelah tanggapan dari Ketum Maperwa Kema FPsi UNM, Presiden BEM Kema FPsi UNM melontarkan kalimat ancaman dengan narasi sebagai berikut.

“Tidak paham-paham ini, dipukul pi ini baru paham,” ancam Presiden BEM.

Setelah tanggapan dari Presiden BEM, selanjutnya Mendiklat mempertanyakan terkait mengapa riset dari LPM Psikogenesis tidak diketahui dan tidak melalui pihak Kemendiklat.

Pemlit kemudian memberikan penjelasan lanjutan terkait riset dari LPM Psikogenesis, narasi kalimat kurang lebih seperti berikut. 

“Terkait kenapa tidak melalui pihak BEM, saya kemarin sempat nanya sama anak-anak PLT, 'Kamu ada kendala ndak saat ikut PLT? Atau hal-hal tidak menyenangkan,' kemudian mereka jawab 'Ada kak, banyak,' terus saya tanyakan, 'Kenapa kamu ndak sampaikan ke Kemendiklat?,' kemudian mereka menjawab kalau mereka itu takut, jadi persepsinya mereka itu sudah takut ke Kemendiklat, jadi bagaimana caranya risetnya disebar sama pihak BEM? Yang ada malah datanya sudah tidak faktual. Saya paham konsekuensi dari terbitnya ini riset, tapi saya dihadapkan sama dua hal, yaitu mempertahankan SDM LK atau menyampaikan aspirasinya teman-teman peserta lewat riset, ” jelas Pemlit.

Setelah itu, pihak BEM Kema FPsi UNM kemudian langsung menanyakan terkait mengapa riset tersebut hanya menggunakan data dari 56 responden, pihak BEM melalui Mendiklat menyampaikan bahwa riset tersebut sebaiknya menggunakan seluruh data dari Peserta PLT dan hal tersebut dibenarkan oleh Ketum Maperwa.

Setelah pernyataan dari Mendiklat, Presiden BEM kembali melontarkan kalimat ancaman dengan narasi kurang lebih seperti berikut. 

“Saya rela lepas jabatanku sebagai Pres untuk pukul ko semua,” ucap Pres BEM.

Menanggapi pernyataan dari Mendiklat BEM Kema FPsi UNM, Pemlit menyampaikan bahwa data tersebut hanya dapat dikatakan subjektif bila berasal dari satu responden dengan narasi kalimat kurang lebih sebagai berikut.

“Terkait subjektivitas, sebenarnya data baru disebut subjektif bila hanya diisi oleh satu kepala saja, hanya satu responden saja, tapi kami gunakan lima puluh enam responden, dengan data tersebut, tidak bisa dikatakan bahwa data tersebut bersifat subjektif, kemudian kalau data tersebut dikatakan sedikit, kriteria dari responden riset tersebut adalah yang bersedia mengisi dengan jujur, jadi yah, menurut kami datanya sudah faktual,” ucap Pemlit.

Menanggapi hal tersebut, Mendiklat melontarkan kalimat dengan narasi kurang lebih sebagai berikut. 

“Belajar mako dulu sama Bu M soal kuantitatif," ucap Mendiklat.

Setelah tanggapan dari Mendiklat, Ketum Maperwa memperjelas terkait subjektivitas yang dimaksudkan oleh Mendiklat, setelah penjelasan dari Ketum Maperwa, Pemlit menganalisis keinginan dari pihak BEM dan pihak LPM Psikogenesis dengan narasi kalimat kurang lebih sebagai berikut. 

“Saya tadi dengar kalau dari pihak BEM itu harapannya agar dilakukan riset ulang, sedangkan kami dari Litbang juga bingung bagaimana untuk risetnya, bagaimana kalau gini, kami dari Litbang bakalan tambahkan lagi responden dari risetnya kemudian terbitkan dengan jumlah responden yang lebih,” ucap Pemlit. 

Setelah pernyataan dari Pemlit, Presiden BEM kembali melontarkan kalimat ancaman dengan narasi kurang lebih sebagai berikut.

“Ini masih tidak paham paham, ini kayaknya digesek semua pi kepalanya baru paham,” ancam Presiden BEM. 

Terakhir, Mendiklat menyampaikan keinginannya terkait riset dari LPM Psikogenesis. 

To the point ma saja, saya mau risetnya di-takedown sekarang,” ucap Mendiklat. 

Kemudian Pemlit bertanya kepada Pemred. 

“Bagaimana kira-kira?,” tanya Pemlit. 

Kemudian Pemred memberikan penjelasannya.

“Kalau saya ditanya mengenai hal tersebut, saya rasa sudah jelas kalau dengan posisi saya sebagai Pemred saya lihat urgensi yang dibawa Litbang dan apakah urgensi tersebut sesuai ji dengan Kode Etik Jurnalistik, jadi kalau ada perubahan strategi riset tentu akan berubah juga urgensinya. Sebaliknya kalau tidak, maka tidak ada alasan untuk ditarik. Tapi kembali urgensi itu kami akan menyerahkan keputusan kepada Litbang selaku yang membuat dan berwenang terkait riset,” jawab Pemred. 

Pemlit mengambil tindakan untuk melakukan takedown riset LPM Psikogenesis dikarenakan tekanan dan kalimat-kalimat agresif yang dikeluarkan oleh Presiden BEM dan memberikan persetujuan dengan narasi sebagai berikut. 

“Oke, jadi keputusannya ada di saya yah, ya sudah, takedown saja," ucap Pemlit. 

Menanggapi persetujuan tersebut, Mendiklat BEM memberikan tanggapan dengan narasi sebagai berikut. 

“Oke saya tunggu lima belas menit, nanti saya datang ke sekretnya kalian kalau belum di-takedown,” tuntut Mendiklat.

Setelah mendapatkan ancaman kekerasan fisik tersebut, LPM Psikogenesis melakukan upaya pengendalian risiko dengan melakukan penarikan riset dari media Instagram yang kemudian mendapat sorotan dan teguran dari Dewan Pembina dan Demisioner LPM Psikogenesis. 

Respon Presiden BEM atas Surat Pernyataan

Saat Presiden BEM ditemui pada (23/11) untuk dimintai tanggapan mengenai ancaman dan surat pernyataan di Sekretariat BEM, Presiden BEM memberikan jawaban bahwa dalam kronologis tersebut benar terjadi adanya penggunaan kata kasar namun itu adalah reaksi emosi bukan bermaksud mengancam. 

“Kalau mau dibilang ada kata-kata kasar yang saya bilang karena memang saat itu saya dalam keadaan emosi dan memang saya keluarkan kata-kata kasar, mungkin kata-kata kasar itu yang dianggap mengancam rekan-rekan,” jelas Presiden BEM. 

Sebagai penutup, Presiden BEM juga menambahkan bahwa perilakunya tersebut memang tidak patut untuk dilakukan secara kelembagaan. 

“Kalau dari saya pribadi secara kelembagaan memang tidak patut untuk dilakukan hal seperti itu secara kelembagaan,” jelas Presiden BEM. (FR) 

Kronologis dibuat berdasarkan kesaksian oleh Pemred, Pemlit dan PU yang terlibat langsung dalam kronologis.


Posting Komentar