Ilustrasi Impostor
Sumber: google.com


Dead body reported!

Seorang rakyat ditemukan tewas tanpa kepala.

“Dimana?,” tanya salah seorang yang masih selamat.

“Di depan gedung DPR!,” kata si penemu mayat.


Tapi, tunggu dulu, sungguhkah ia yang menemukan?

Atau malah ia yang menghilangkan nyawa rakyat tersebut?

Ingatlah! Ada Impostor di DPR,

Yang namanya kawan, bisa tiba-tiba menjadi lawan.


Waktu diskusi semakin menipis, entah siapa si Impostor.

Voting dimulai, 4…5…6… rakyat telah menggunakan hak suaranya.

Dan voting berakhir imbang, tak satu pun nyawa ikut menghilang.

Tapi Impostor, masih ada!


Emergency Meeting memanggil!

Kali ini bukan rakyat yang ditemukan, tapi aspirasi rakyat yang tak didengarkan,

Atau wakil rakyat yang tak peka pada keadaan? Siapa yang tau?

Toh gedung DPR telah disabotase oleh Impostor.


Yang penting, sesama penguasa puas.

Tutup telinga ketika mendengar makian, tutup mata kala rakyat dihampiri kematian.

Sekalipun ada suara yang terdengar, rakyat ‘di-mute’ saja.

Membungkam rakyat kan adat istiadat.


Isi hati rakyat? Apa itu? 

Yang penting suaranya kan telah terpakai.

Pada akhirnya, Aspirasi rakyat tertolak.

Dan, Impostor masih ada di DPR!


-Mr.Bam

Posting Komentar