Mahasiswa KKP FPsi UNM kelompok 8 bersama dosen pembimbing serta pihak LPAIC. 
Sumber: Dok. Kelompok 8 KKP FPsi UNM.
 

Kelompok 8 Kuliah Kerja Profesi (KKP) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah melaksanakan sejumlah program keja yang mereka susun sejak Agustus hingga Oktober tahun ini. Kelompok KKP ini beranggotakan Ainun Mutmainnah, Ananda Ade Salsabila, Khofifa, Milawati, dan Frengki.

Ananda Ade Salsabila yang merupakan salah satu anggota kelompok ini menyatakan jika mereka mengambil lokasi KKP di Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Lembaga Peduli Anak Indonesia Cerdas (LPAIC) yang beralamat di Jalan Kebahagiaan Utara No.63 A, Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Kota Makassar.

“Kami memilih disana awalnya kami memilih untuk KKP di SLB (baca: Sekolah Luar Biasa) tetapi karena Covid (baca: Coronavirus Disease) jadi anak-anak sekolah daring. Sehingga kami mencari tempat lagi dan alhamdulillah (Baca: Syukur) mendapatkan informasi terkait tempat rehabilitas swasta di bawah naungan Kementerian Sosial dengan status IPWL. Kami memilih tempat rehabilitas karena kelompok 8 itu arahnya ke klinis jadi ambilnya tempat rehabilitasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nanda menyampaikan jika mereka mengajukan sebanyak tujuh program kerja yang akan mereka laksanakan selama program KKP berjalan.

“Proker (baca: program kerja) yang dijalankan kelompok 8 yaitu kampanye/campaign mengenai narkoba dan kesehatan mental, perbaikan fasilitas pelayanan, karya seni untuk klien, self writing, konten Tiktok, pengadaan buku baca, dan kartu motivasi,” utasnya.

Nanda melanjutkan jika seluruh program kerja yang mereka canangkan telah selesai dilaksanakan dan menunggu proses penyelesaian kelengkapan dokumen untuk penarikan.

“Untuk saat ini prokernya sudah dilakukan semua, kami tinggal melakukan penarikan. Namun kami menunggu selesai peng-upload (baca: unggah) artikel dan syarat lainnya agar dapat melakukan penarikan sesuai prosedur yang ditetapkan,” ungkapnya.

Kegiatan pelaksanaan program kerja KKP yang telah dilaksanakan sejak Agustus ini sesuai dengan pengakuan Nanda telah melebihi total jam kerja yang diperlukan yaitu 288 jam dan memberikan banyak kesan bagi kelompok mereka.

“Kesan kami selama KKP di LPAIC sangat kaget dengan dunia baru yang dijalani ketika KKP karena harus ada yang jaga malam. Kami bergantian shift (baca: giliran) jaga. Ada yang masuk pagi, ada yang siang, ada yang jaga malam hingga subuh. Ternyata teori memang diperlukan, akan tetapi praktik sangat penting. Kami jadi lebih menambah wawasan mengenai dunia rehabilitas. Stafnya juga sangat ramah dan baik-baik. Jika ada masalah mereka juga sering membantu kami,” jelasnya.

Akhir kata, Nanda menyampaikan sejumlah pesan nasihat kepada para adik-adik mahasiswa Psikologi yang akan melakukan KKP agar diawal dapat menanyakan secara jelas terkait mekanisme hingga kegiatan tempat KKP yang direncanakan.

“Harapannya semoga adik-adik memilih tempat yang baik nanti ketika KKP. Dan sebelum KKP harus tanyakan dulu jadwal shift jaganya, informasi terkait tempat KKP secara detail. Jangan ulangi kesalahan kami yang langsung mengirim surat sebelum mencari informasi secara detail terkait tempat KKP," tutupnya.

Posting Komentar