(Kiri) Area FPsi UNM yang banjir senin lalu, (24/10).
(Kanan) salah satu titik lubang biopori yang dibuat oleh BKM Marabunta Kema FPsi UNM
Sumber: Dok. LPM Psikogenesis

Psikogenesis, Sabtu (29/10) - Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai alat yang digunakan untuk memudahkan resapan air ke dalam tanah oleh Biro Kegiatan Mahasiswa (BKM) Mahasiswa Pemerhati Bumi Nusantara (Marabunta) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (FPsi UNM) rupanya tidak lagi berfungsi dengan baik dengan persentase 50% dari keseluruhan 50 titik LRB yang telah dibuat sejak Sabtu, (20/02/2016). 

Tidak berfungsinya alat ini rupanya disebabkan oleh rusaknya penutup LRB yang hanya terbuat dari plastik dan membuat banyak sampah ikut masuk ke dalamnya. Hal ini pun kembali mengakibatkan banjir dengan ketinggian setinggi lutut orang dewasa terutama saat hujan mengguyur pada Senin (24/10) lalu di area FPsi UNM.

Menanggapi hal ini, Muh. Faisal Yunus selaku Kord. Divisi Advokasi dan Lingkungan Hidup BKM Marabunta Kema FPsi UNM mengungkapkan bahwa akan dilakukan penanggulangan ulang dengan meperbaiki dan menambah LRB dibeberapa titik di area FPsi UNM. “Jadi biopori yang sudah ada akan diperbaharui dan diperbaiki dan juga akan dibuat lagi yang baru di beberapa titik," ungkap mahasiswa yang akrab disapa Ical ini.

Pembuatan LRB sendiri merupakan bagian dari program kerja (proker) Divisi Advokasi dan Lingkungan Hidup yang telah dikerjakan pada bulan Februari 2016 lalu dan rencananya akan kembali dilanjutkan pada Februari 2017, sesuai dengan matriks proker BKM Marabunta Kema FPsi UNM. (NRA)

Posting Komentar