Sumber: Facebook BEM Kema FPsi UNM

Kemendiklat: Kontrak Almamater Bukan Sekedar Formalitas

Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengeluarkan kontrak pemakaian jas almamater kepada Mahasiswa Baru (maba) angkatan 2016. Kontrak tersebut dibacakan secara terbuka dalam agenda Orientasi Kemahasiswaan dan Kelembagaan (Real) yang berlangsung pada Kamis-Minggu, (15-18/09).

Laela Sabrianti selaku Menteri Kemendiklat menjelaskan bahwa surat perjanjian tersebut dikeluarkan bukan sekedar formalitas belaka, melainkan sebagai bentuk pembelajaran bagi maba dalam hal tanggung jawab. "Di samping dia (baca: maba) diajari tanggung jawab, kita buat surat perjanjian ini ada landasannya. Dari situ maba bisa tahu bahwa ternyata hal-hal kecil sebenarnya punya makna besar seperti bagaimana kita mengajarkan mereka memegang amanah," jelasnya saat ditemui pasca penutupan Real 2016.

Surat perjanjian terkait pemakaian jas almamater ditandatangani oleh Menteri Kemendiklat (baca: Laela Sabrianti) sebagai pihak pertama dan perwakilan maba sebagai pihak kedua. Dalam hal ini, Fadel Muhammad serta Isnawati selaku Bapak dan Ibu Suku terpilih. Naskah perjanjian yang telah ditandatangi akan dipegang oleh kedua pihak. "Naskah dipegang sama Kemendiklat satu, dari pihak mereka (baca: maba) juga pegang satu," ungkap mahasisiwi angkatan 2013 ini.

Saat ditanya mengenai aturan pelepasan jas almamater sesuai dengan isi kontrak perjanjian, gadis yang akrab disapa Laela ini menjelaskan bahwa hal tersebut disesuaikan dengan Peraturan Eksekutif BEM Kema FPsi UNM No.2 tahun 2015 Bab IV pasal 4 tentang pelepasan jas almamater. "Pelepasan jas itu setelah adik-adik maba mengikuti seluruh pendidikan dasar yang diberikan oleh BEM, cuma untuk waktu dan teknisnya belum dibahas, kita liat dulu mereka ikut pendidikan atau tidak," terangnya.

Fadel Muhammad selaku Kepala Suku menanggapi kontrak tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban yang akan mereka pegang sejak ditandatanganinya surat perjanjian. "Penandatanganan itu sebagai pendanda disetujuinya secara resmi bahwa peraturan-peraturan yang telah disebutkan tadi telah berlaku menit itu dan detik itu. Semoga saya dan angkatan 2016 bisa mengikuti perencanaan yang sudah dibuat itu," ungkapnya.

Asmar Tahirman selaku Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Kema FPsi UNM periode 2016-2017 berharap agar niat dan tujuan baik BEM terkait kontrak perjanjian pelepasan almamater dapat terlaksana dengan baik dan memenuhi harapan. Khususnya untuk jas almamater, pria yang akrab disapa Asmar ini berharap FPsi dapat menjadi contoh yang baik untuk fakultas-fakultas lain.

Kenalkan Seluk Beluk Fakultas Lewat Buku Kema

Minggu (18/09) Transformasi Buku Orientasi Pengaderan (Buku Orange) menjadi buku Kema yang disosialisasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam agenda Orientasi Kemahasiswaan dan Kelembagaan (Real) 2016 membawa kesan tersendiri bagi Mahasiswa Baru (maba) angkatan 2016. Buku tersebut diberikan sebagai "hadiah" dari Kemendiklat sekaligus menjadi wadah bagi maba angkatan 2016 untuk mengenal lebih jauh seluk beluk fakultas dan lembaga kemahasiswaan dalam FPsi UNM. 

Sebelumnya, perubahan Buku Orange menjadi Buku Kema dijelaskan oleh Menteri Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM, Laela Sabrianti sebagai bentuk penyesuaian visi dan misi Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Kema FPsi UNM periode 2016-2017. "Presma memaparkan visi misi yang salah satu tujuannya akan mengubah buku Orange menjadi buku Kema, karena kita kan punya sistem keluarga jadi semua isi atau muatan-muatan buku mencakup kelengkapan kelembagaan, fakultas dan sebagainya dibuat lebih jelas supaya mereka (baca: maba) mengerti kalau sistem kita itu Kema," Jelasnya.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa buku Kema memiliki beberapa perbedaan konten dari Buku Orange yang terkahir kali diberikan oleh Kemendiklat periode 2015-2016. Perbedaan itu terletak pada penambahan informasi terkait Pendidikan Dasar BEM yang wajib diikuti oleh maba 2016, serta Pendidikan Peminatan dari masing-masing BKM. "Selama ini yang ada itu daftar nama alumni, struktur fakultas. Adapun penambahannya tentang pendidikan dasar dari BEM dan gambaran umum pendidikan minat dari beberapa BKM. Selain itu warna cover juga disesuaikan dengan warna Kema," ungkapnya.

Mantan fungsionaris Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM periode 2015-2016, Ashari Ramadana menanggapi baik transformasi Buku Kema ini. "Kalau dari segi nama, perubahan dari Buku Orange menjadi Buku Kema kemungkinan akan punya dampak baik, selama semua tahu, terutama maba, kalau ada kata keluarga dalam nama buku itu. Kata Kema di buku itu semoga juga bisa membuat teman-teman yang lain paham bahwa sebagai anggota Kema, mereka juga punya peran menentukan hasil dari proses pengaderan," terangnya.

Asmar Tahirman selaku Presiden Mahasiswa (Presma) BEM Kema FPsi UNM Periode 2016-2017 menuturkan bahwa tujuan diperadakannya Buku Kema ialah agar para maba angkatan 2016 dapat menjalin komunikasi dan sosialisasi yang baik dengan seluruh masayarakat psikologi sebagaimana mestinya. Senada dengan hal tersebut, maba angkatan 2016, Cahya Pratiwi mengungkapkan respon positifnya terkait diperadakannya Buku Kema. Menurutnya, dengan adanya Buku Kema, maba angkatan 2016 mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan seluruh masyarakat psikologi. "Kalau misalnya butuh ki bantuannya kakak, kita bisa telpon karena kan sebelumnya kita sudah kenal, jadi menurut saya memang 70% Buku Kema itu penting," ungkapnya. (ALF)