Suasana Psychocamp 2015 di Lembanna, Malino
Sumber: Dok. Panitia pubdok Psychocamp 2015

Jika tidak mengalami penundaan lagi, Psychology Camping (Psychocamp) yang merupakan program kerja (proker) dari Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (Kemendiklat) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan dilaksanakan awal Desember. Perencanaan tersebut sudah bergeser jauh dari matriks yang telah ditetapkan pada Raker BEM Kema FPsi UNM. Psychocamp dijadwalkan berlangsung pada Kamis-Minggu (30/11-03/12) di Hutan Pendidikan Unhas, Bengo-Bengo, Kec. Cenrana, Kab. Maros.

Dua Kali Ditunda
Muh. Ahyar Hamka selaku Staf Kemendiklat BEM Kema FPsi UNM mengungkapkan bahwa keluarnya Surat Edaran Rektor nomor 3883/UN36/TU/2017 tentang larangan bagi mahasiswa baru (maba) untuk mengikuti seluruh kegiatan kelembagaan telah menghambat proses pembentukan panitia. Kepanitiaan akhirnya baru terbentuk pertengahan September. "Kita lihat kondisi saat itu tidak memungkinkan kita (baca: Kemendiklat) laksanakan psychocamp dengan persiapan setengah bulan," tandasnya.

Setelah diundur hingga akhir November, psychocamp pun kembali diundur hingga awal Desember karena adanya kegiatan fakultas yang bertepatan dengan jadwal pelaksanaan psychocamp. "Katanya ada workshop, kalau ndak salah ingat itu ada kegiatan dari dosen, karena ada kendala yang tidak bisa kami (baca: pengurus BEM) prediksi, mau tidak mau harus begini," tambahnya.

Penundaan ini diperlukan karena psychocamp melibatkan hampir seluruh elemen civitas academica FPsi UNM, termasuk para dosen. Nur Khair Muhkam selaku ketua panitia mengungkapkan bahwa ia akan berusaha menghadirkan masyarakat FPsi UNM dalam kegiatan psychocamp kali ini. “Insya Allah kita ajak sebanyak-banyaknya,” tandasnya.

Tanggapan Ketua Maperwa
Selaku Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Kema FPsi UNM, Pratiwi Alimuddin angkat bicara terkait penundaan psychocamp selama dua kali berturut-turut tersebut. Ia menegaskan bahwa dalam hal ini matriks tidak dilanggar sebab pengunduran psychocamp terjadi karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. "Bukan melanggar ini ceritanya, tapi dikondisikan, bukan maunya," tegas mahasiswi yang kerap disapa Tiwi ini.

Lebih jauh Tiwi menjelaskan bahwa psychocamp merupakan pendidikan dasar yang di dalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan yang ingin ditanamkan pada maba sehingga persiapannya harus benar-benar matang dan tidak buru-buru. "Kalau terkesan buru-buru dan ndak didapat ji juga nilai yang mau dicapai. Kasian juga kalau tidak didapat ji nilai-nilai pendidikannya. Seandainya memang jelas tidak ada ji masalah, itu jelas dia (baca: BEM) langgar matriksnya," tambahnya.

Perencanaan Kegiatan
Terkait dengan pelaksanaannya, Nur Khair Muhkam mengungkapkan bahwa rancangan psychocamp tahun ini mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya. Konsep psychocamp kali ini pun tidak banyak berubah dari konsep tahun sebelumnya. Perbedaan hanya terjadi pada jenis games dan jalur khusus partisipan saat adventure. Jalan menuju lokasi camp juga disatukan agar mudah dalam berkoordinasi dengan peserta maupun bagi partisipan yang akan keluar masuk. “Kalau manual acara, kalau mau dibilang dikasih beda sekali tidak bisa juga karena sama-sama psychocamp namanya,” ungkap mahasiswa yang kerap disapa Khan tersebut.

Psychocamp tetap mengandalkan adventure sebagai konsep utama yang akan disisipi berbagai konsep ice breaking, games, serta penampilan yel-yel peserta. Perlengkapan yang harus dibawa oleh peserta pun terbagi dua yakni perlengkapan individu dan kelompok agar tidak terlalu memberatkan peserta. Untuk perlengkapan individu peserta diwajibkan membawa sleeping bag, kaos kaki, jaket, jas hujan, topi rimba, alat salat, headlamp, sandal outdoor, pakaian ganti, mi instan, kantong plastik, dan sendok besi. Sedangkan perlengkapan kelompok yang harus diusahakan bersama-sama adalah tas carrier, tenda bulan, matras, kompor portabel, kertas nasi, nesting, tali webbing, tali rafia, tali dan tongkat pramuka, trash bag, terpal, kain untuk bendera kelompok, ember, botol, kanebo, beras, dan jeriken minyak.

Secara keseluruhan, kontribusi yang harus dibayarkan peserta adalah Rp180.000,- yang terbagi untuk baju psychocamp (Rp75.000), biaya transportasi (Rp65.000), biaya atribut peserta seperti kaos tangan dan scarf (Rp20.000), dan biaya makan (Rp20.000). Biaya makan yang dimaksudkan di sini adalah saat adventure di hari Sabtu (02/12). (ASM)

Laporan Tambahan Tabloid Edisi XVI, November 2017

Posting Komentar