Dalam teori psikologi perkembangan mahasiswa berada pada kelompok usia remaja akhir dan dewasa awal. Suatu fase yang dianggap penuh berbagai masalah dan tekanan. Berbagai perubahan yang mereka alami yang kemudian diikuti dengan banyaknya tuntutan yang mereka dapatkan menyebabkan kemunculan beragam masalah. Widuri (2012) mengemukakan bahwa beberapa masalah yang dihadapi oleh mahasiswa baru adanya beberapa perubahan dalam kehidupan mahasiswa yang menuntut mahasiswa untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut, di antaranya adalah adaptasi terhadap pergaulan yang baru, teman-teman yang baru, aturan baru dalam lingkungan yang baru. Perubahan yang lain adalah perubahan dalam gaya belajar, mahasiswa dituntut untuk mandiri, mengatur keuangan yang terbatas, mengatur waktu dan meningkatkan kedisiplinan diri.

Pada situasi-situasi tertentu saat kesulitan atau penderitaan tidak dapat dihindari, individu yang memiliki resiliensi dapat mengatasi berbagai permasalahan kehidupan dengan cara mereka. Mathis dan Jackson (2002) resiliensi adalah kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan dengan keadaan yang sulit. Konsep resiliensi didasari oleh kapasitas kemampuan individu untuk menerima, menghadapi dan mentransformasikan masalah-masalah yang telah, sedang dan akan dihadapi sepanjang kehidupan individu. Individu akan mampu mengambil keputusan dalam kondisi yang sulit secara cepat. 

Jadi, pada hakikatnya keberadaan resiliensi akan mengubah permasalahan menjadi sebuah tantangan, kegagalan menjadi kesuksesan, ketidakberdayaan menjadi kekuatan.

Referensi:
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2002). Human Resoursce Management. Jakarta: Salemba Empat.
Widuri, E. L. (2012). Regulasi emosi dan resiliensi pada mahasiswa tahun pertama. Humanitas, 9(2), 147-156.

Psikologika Tabloid Edisi XVI, November 2017

Posting Komentar