Ilustrasi Cerpen "Matcha, Susu, dan Barista"
Sumber: Pinterest 

Cerita ini tentang Matcha yang menyukai dan akhirnya jatuh cinta kepada Susu saat Barista mempertemukan mereka dalam satu gelas merah kecil, bersuhu hangat.

Matcha menyukai Susu pada pandangan pertama, dibuktikan dengan berubahnya rona wajah Matcha dari hijau pekat menjadi hijau muda saat bertemu Susu, uap dari gelas merah kecil menjadi saksi, betapa Matcha menyukai susu, Barista tersenyum kecil melihat kejadian itu.

Semakin lama, rasa suka Matcha kepada Susu menjadi lebih besar, senyuman manis Susu telah mencuri segala isi hati Matcha, di malam hari, saat Barista beristirahat, Matcha berdoa agar dia dapat dipertemukan dengan Susu dalam gelas merah kecil.

Beberapa minggu terlewatkan, Matcha resah doanya tidak dikabulkan, Barista tak kunjung mempertemukan Matcha dengan Susu "Aku ingin bertemu kembali dengan Susu dalam gelas merah kecil," kata Matcha pada Barista dengan wajah murung. "Apakah kau sangat menyukai Susu?" Tanya Barista kepada Matcha. "Iya aku sangat suka!" Ucap Matcha dengan nada lantang. "Mengapa?" Tiiiiing.... Pikiran Matcha tiba - tiba kosong.

Pertanyaan "Mengapa?" dari Barista sangat sulit ia jawab, Matcha seketika bingung dan mencari alasan dibalik rasa sukanya kepada Susu. Berjam - jam ia merenung memikirkan jawaban, hingga Matcha mulai bersuara "Tidak ada, aku menyukainya tanpa alasan, aku paham, Susu tidak sekuat Tepung yang dapat berdiri tanpa wadah, aku tahu Susu tidak seramah Air yang dapat berteman dengan siapa saja, namun aku tetap menyukainya, aku menyukai Susu apa adanya, aku mencintainya tanpa alasan apapun," Ucap Matcha kepada barista dengan tenang, tanpa paksaan, dapat terlihat keikhlasan dari  apa yang Matcha ucapkan.

"Jawaban yang bijak" puji Barista kepada Matcha. "Baiklah, esok hari, aku mempertemukan mu dengan Susu di gelas merah kecil, kau tahu apa yang harus kau lakukan kan?" Perkataan Barista membuat jantung Matcha bergetar, otaknya berputar memikirkan skenario apa yang akan dia lakukan ketika kembali bertemu dengan Susu. 

Esok hari, dengan suhu hangat di gelas merah kecil, Matcha bertemu dengan Susu. Perasaan gugup Matcha meluap ke permukaan gelas, hatinya berdegup kencang saat melihat Susu setelah beberapa minggu lamanya tak bertemu, basa-basi dan berbagai trik dilancarkan oleh Matcha sesuai dengan strategi yg ia susun semalam suntuk

Sayangnya, Susu tidak mengetahui perasaan Matcha, mau bagaimanapun Matcha memberikan signal tanda suka, Susu tidak dapat menangkapnya. Resah dengan ketidakpekaan Susu, akhirnya Matcha berkata "Susu, apakah kau sedang dekat atau sedang menjalin hubungan dengan bahan lain?" Perasaan Matcha saat mengatakan itu tidak dapat tergambarkan dengan kata - kata, lega, resah, senang, bimbang, bercampur menjadi satu.

Susu tidak langsung menjawab, pikirannya hening beberapa saat, senyum beberapa saat, tak berekspresi beberapa saat, lalu menjawab dengan nada datar "Iya, aku dekat dengan kopi" mendengar jawaban Susu, pikiran Matcha seketika amburadul, jawaban yang diberikan Susu tidak terdapat dalam skenarionya, Matcha sudah percaya diri bahwa Susu tidak dekat dengan bahan lain dan akan menerima Matcha sebagai pasangan "Oh... Seperti itu, a-ada temanku yang menyukaimu hingga ia mem-minta tolong padaku untuk menanyakan hal ini kepadamu" Jawab Matcha dengan gugup, jelas terpampang bahwa ia sedang berbohong. 

Setelah perbincangan tersebut, keheningan melanda gelas merah kecil,, tak ada lagi suara saut-sautan, candaan, curhat, dan perkelahian yang biasanya terjadi antara Matcha dan Susu. Semuanya tenggelam dalam pikiran masing - masing. 

Di malam hari, Matcha menemui Barista dan menceritakan apa yang terjadi antara Susu dan dirinya. "Entahlah Cha, sulit untuk menyukai dan mencintai Susu dalam situasi ini, namun bukankah cinta tak harus saling memiliki?"

Itulah kalimat terakhir yang disampaikan Barista dalam cerita ini, karena saat Barista menulis narasi paragraf terakhir, tiba - tiba Susu mendatanginya dan berkata "Hey, kenapa kau tidak menceritakan sudut pandangku?" dengan senyum yang manis, Barista mengirimkan cerita ini pada sahabatnya dan berkata kepada Susu "Entahlah, mungkin lain kali?"


-Butterfly

Posting Komentar