Tes Psikologi oleh PLP dan Mahasiswa BKP FPsi UNM di SD Islam Ar-Raafi.
Sumber: Dok. Pribadi 

Tim Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas  Negeri Makassar (UNM) yang ditempatkan di SD Islam Ar-Raafi ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan psikotes calon siswa baru di sekolah tersebut. Tes ini merupakan tes kesiapan sekolah yang dapat mengukur aspek kapasitas intelektual siswa dan kesiapannya untuk menghadapi dunia sekolah. 

Kesiapan anak untuk masuk sekolah dasar berbeda dengan kesiapan saat akan memasuki jenjang pendidikan yang lain. Hal tersebut tergantung pada stimulasi yang diberikan dan kematangan yang dicapai. Untuk mengetahui capaian kematangan anak untuk siap masuk sekolah, maka perlu dilakukan pengukuran kesiapan masuk sekolah. Tes NST (Nijmeegse Schoolbekwaamheid Test) merupakan tes yang lazim digunakan dalam mengukur kesiapan anak sekolah. Dengan menggunakan tes NST maka akan tergambar kematangan anak dalam sisi kognitif, motorik, dan sosial emosi.

Pelaksanaan tes tersebut dilakukan oleh tim PLP FPsi UNM bersama mahasiswa BKP terhadap dua gelombang calon siswa baru. Psikotes gelombang pertama dilakukan pada Sabtu, (18/03) yang dihadiri oleh 15 siswa. Sedangkan, psikotes gelombang kedua dilaksanakan pada Sabtu, (20/05) terhadap 7 calon siswa baru. 

Basri selaku Wakasek Kesiswaan SD Islam Ar-Raafi menuturkan bahwa psikotes yang dilakukan bertujuan untuk melakukan pemetaan dan penanganan siswa nantinya. 

"Tujuan utama dilakukannya psikotes itu adalah untuk melakukan pemetaan. Jadi sangat membantu kalau dilakukan psikotes. Jadi guru dan wali kelas mudah untuk melakukan pemetaan atau penanganan terhadap siswa. Jadi, hasil dari psikotes yang telah  dilakukan akan digunakan untuk penanganan siswa nantinya," pungkasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa psikotes yang dilakukan sangat bermanfaat dan sangat membantu bidang kesiswaan dalam melakukan pemetaan perkelas terutama untuk mengetahui siswa yang aktif, superaktif, dan tidak aktif.

"Manfaatnya itu terutama berkaitan dengan yang tadi, berkaitan dengan pemetaannya. Terutama juga dibagian kesiswaan. Karena dalam penerimaan siswa baru, nantinya akan dilakukan pemetaan perkelas. Jadi pemetaan perkelas itu berdasarkan hasil psikotes dan hasil observasi calistungnya. Jadi  calistung itu menentukan berapa persen (calon siswa) yang belum bisa membaca. Kemudian hasil psikotesnya itu menentukan ini siswa yang aktif, super aktif, atau tidak aktif. Jadi dipisah dan dibagi rata (siswanya) untuk ditangani wali kelas nanti," imbuhnya.

Lebih lanjut, Nur Fitriani selaku Wakasek Kurikulum SD Islam Ar-Raafi berharap bahwa dengan adanya psikotes yang dilakukan, pihak sekolah dan pihak PLP FPsi UNM dapat kembali mengadakan kerjasama terutama terkait dengan psikotes seperti biasanya. Wakasek kurikulum juga berharap bahwa pihak PLP dapat memberikan penjelasan yang lebih detail terkait dengan hasil psikotes yang telah dilakukan. 

"Harapannya itu semoga masih tetap bisa bekerja sama seperti biasanya, kemudian mungkin dari pihak kampus atau psikolognya bisa memberikan penjelasan terkait dengan (hasil) pelaksanaannya, karena kan selama ini hanya dalam bentuk buku yang didapatkan (pihak sekolah), tidak ada penjelasan langsung untuk guru-guru," jelasnya.

Waode Naifa Claresta Salsabila selaku pihak dari PLP FPsi UNM yang terlibat dalam pelaksanaan  psikotes tersebut mengungkapkan bahwa adapun bentuk partisipasi mahasiswa BKP dalam pelaksanaan psikotes tersebut adalah menjadi observer terhadap calon siswa baru selama psikotes berlangsung. Kemudian setelah psikotes selesai Mahasiswa BKP melakukan skoring hasil tes kesiapan sekolah dengan di dampingi oleh tim dari PLP. 

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa BKP ini bertujuan untuk mengasah kemampuannya dalam mengamati proses asesmen yang dilakukan di sekolah khususnya untuk anak-anak di sekolah dasar. Hal-hal yang diamati antara lain proses pengetasan yang dilakukan oleh psikolog dan respon siswa saat menjawab tes yang diberikan.

Posting Komentar