Ilustrasi Humble Bragging.
Sumber: Google

Akrabkah kamu dengan istilah merendah untuk meroket? Merendah untuk meroket adalah istilah bagi mereka yang pamer dengan terselubung, dalam dunia psikologi ini disebut "Humble Bragging". Walaupun seakan-akan memberi kesan rendah hati, namun sikap ini ternyata tak disukai banyak orang loh. Lalu, bagaimana mengenalinya? apakah ada cara mencegah diri melakukannya?

“Padahal aku kemarin tidak belajar, tapi kenapa bisa nilai ujianku 100 yah?” Nah ini adalah salah satu bentuk pernyataan yang akan dikeluarkan oleh individu yang melakukan humble bragging. Sebenarnya, humble bragging itu apa sih? Mari kita bahas lebih lanjut.

Humble bragging adalah cara seseorang memperlihatkan diri mereka atau memamerkan sesuatu yang kemudian ditutupi dengan kerendahan hati. Biasanya untuk mendapatkan kesan rendah hati, seorang humble bragger akan mengeluh atau merendahkan diri terlebih dahulu. Barulah kemudian orang tersebut akan memamerkan sesuatu.

Kenapa orang melakukan humble bragging? Berdasarkan penelitian oleh Sezer, Gino, dan Norton (2018) mengungkapkan ada beberapa alasan seseorang melakukan humble bragging, yaitu:
1. Mencari perhatian dan simpati orang sekitar.
2. Ingin membuat orang lain terkesan.
3. Sebagai salah satu bentuk promosi diri.
4. Keinginan untuk dihormati oleh orang lain.
5. Kemauan dipandang orang lain secara positif.

Secara umum, alasan seseorang melakukan humble bragging yaitu agar dapat menunjukkan dan mempertahankan citranya melalui pamer dan kerendahan hati.

Seseorang melakukan humble bragging dengan anggapan bahwa dirinya tidak akan dinilai sombong oleh orang lain. Namun, faktanya hasil penelitian Sezer, Gino, dan Norton (2018) menunjukkan hal berbeda. Kebanyakan orang menilai pamer secara langsung lebih baik dikarenakan menunjukkan ketulusan atau kejujuran, sebaliknya pada humble bragging yang tetap dinilai sombong bahkan lebih negatif dibandingkan pamer langsung.

Lalu, bagaimana dong supaya diri kita terhindar dari humble bragging? 

1. Jadi apa adanya, tidak perlu menyembunyikan perasaan tidak enak. Mungkin terkadang kita merasa tidak enak jika menyampaikan pencapaian kita. Akan tetapi, hal tersebut malah membuat kita lebih dihargai.

2. Melatih empati, agar kita dapat lebih menghargai perasaan orang lain perlu bagi kita untuk berpikir perasaan orang lain sebelum berbicara.

3. Ingat apresiasi bukan pamer, menyampaikan pencapaian adalah bentuk apresiasi diri. Tetapi, ingat empati diperlukan agar tidak menyakiti perasaan orang lain dan memberi kesan pamer pada diri sendiri. (RTU)

Referensi:

Fatmawati¹, E. F., Zein, N., & Afrida, E. K. (2021). Korelasi Pemahaman Materi Riya dengan Menjauhi Perilaku Humblebrag Era Milenial pada Peserta Didik. Bedelau: Journal of Education and Learning, 2(2), 72-81.

Sayang, A. G., & Rahardjo, T. (2018). Perilaku Humblebrag Sebagai Penyajian Diri Di Media Sosial Instagram (Studi Semiotika Pada Akun Media Sosial Instagram). Interaksi Online, 6(4), 144-256.

Sezer, O., Gino, F., & Norton, M. I. (2018). Humblebragging: A distinct—and ineffective—self- presentation strategy. Journal of Personality and Social Psychology, 114(1), 52.

Posting Komentar