Ilustrasi Psikologika "Philophobia, Alasan Kenapa Kamu Takut Jatuh Cinta'.
Sumber: Pinterest

Oleh Mr.Bam/ @ka_bayyyy

Bagi sebagian orang, jatuh cinta adalah perasaan yang sangat menyenangkan. Perasaan itu ada karena ketika kita mencintai seseorang, kita akan sangat antusias dengannya, antusias dalam banyak hal; berbalas-balasan pesan, mengunjungi kafe kekinian yang belakangan lagi naik daun, membaca buku bersama di perpustakaan kampus karena kebetulan kalian sekampus dan banyak aktivitas lain yang bisa dinikmati bersama. Namun, itu bagi sebagian orang.

Sedangkan sebagian lainnya, tidak. Mereka takut jatuh cinta. Karena jatuh cinta tidak selamanya menyenangkan. Bisa kamu bayangkan betapa tidak menyenangkannya saat segala aktivitas yang biasanya dihabiskan bersama, sekarang harus dihabiskan masing-masing. Kebersamaan yang usai itu membuat banyak manusia menjadi takut jatuh cinta.

Lalu, bagaimana sisi psikologi memandang ketakutan ini?

Dilansir dari VOI.id, perasaan takut jatuh cinta diartikan sebagai philophobia, yakni phili bermakna cinta dan phobos atau fobia bermakna ketakutan. Lebih lanjut, Aaron Ben-Zeev menjelaskan bahwa philophobia merupakan ketakutan yang melibatkan disonansi antara ketertarikan yang kuat terhadap seseorang dan kekhawatiran akan kegagalan mencapai ikatan yang mendalam. Disonansi atau konflik akibat ketidaklarasan keyakinan, sikap atau perilaku ini yang kemudian diyakini sebagai akar dari perasaan takut jatuh cinta. Aaron juga menyebutkan bahwa philophobia diderita oleh sekitar 17% populasi dari budaya Barat yang mencakup ketakutan akan ditinggalkan meskipun keduanya pada akhirnya merupakan bagian dari kehilangan- baik dari pasangan maupun diri sendiri-.

Tapi sebenarnya, apa saja faktor penyebab philophobia?

Dalam artikel ‘I Have Not Fallen in Love for Years’ yang dituliskan oleh Aaron pada 2020 ia menyebutkan bahwa terdapat dua jenis faktor. Faktor pertama adalah personal risk factors atau faktor resiko pribadi yang mana faktor ini berdasarkan trauma atau perasaan ditelantarkan di masa kecil, pelecehan, penyakit atau kematian orang tua. Sayangnya, Aaron tidak menjelaskan lebih rinci faktor pertama. Sedangkan faktor kedua dijelaskannya lebih rinci bahkan disebutkan sebagai ‘three major aspects’.

1. Pencarian Jangka Panjang yang Melelahkan

Menemukan pasangan yang cocok seringkali membutuhkan pencarian yang panjang dan selama prosesnya tentu ada pengalaman tidak menyenangkan bahkan mengecewakan. Dalam aspek ini, apabila dihitung-hitung manfaat dan biaya dari pengalaman mereka tidak sebanding dengan patah hatinya sehingga seseorang tidak akan berusaha berlebihan dalam mencari pasangan namun apabila ada seseorang yang datang mengetuk pintu hatinya, ia tidak akan mengusirnya.

2. Cinta yang Singkat

Akibat terlalu sering jatuh cinta, terkadang cinta yang dirasa hebat tiba-tiba berakhir dengan penolakan dimana rasa sakit dan kecewa berlarut-larut bahkan bisa bertahun-tahun.

3. Paradoks Jatuh Cinta

Jatuh cinta memanglah menyenangkan dan menggembirakan. Dengan demikian, perasaan jatuh cinta bersifat adiktif dan dapat menutupi hal-hal penting lainnya dalam hidup. Sayangnya, karena sifatnya adiktif seseorang dapat dapat kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan menjadikannya sebagai suatu paradoks.

Rasa takut jatuh cinta memang kerap akrab dengan ungkapan, “kamu beruntung pada banyak hal, kecuali cinta.” Cinta bisa saja membawa kabar buruk berupa ancaman resiko nyata dan sering terwujud.

Namun patut untuk diingat, jangan sekali-kali melakukan self-diagnose, kunjungilah para ahli. Apabila memang kamu didiagnosa mengidap philophobia. Jangan khawatir, para peneliti dari Universitas Negeri Malang pada 2022 berhasil menciptakan sebuah film animasi berisikan edukasi tentang philophobia sekaligus langkah penanganan yang dapat dilakukan melalui Cognitive Behabioral Therapy (CBT) dan dari seluruh responden yang mengikuti, terdapat 100% penambahan wawasan.

Untuk itu, jangan pernah takut untuk jatuh cinta karena bisa merasakan perasaan mencintai dan dicintai, bila belum bisa mencintai orang lain. Maka cintailah dirimu sendiri.

Referensi:

Tim Redaksi VOI (2021, Februari 11). Penyebab dan 5 Tanda Takut Jatuh Cinta atau Philophobia. https://voi.id/lifestyle/32357/penyebab-dan-5-tanda-takut-jatuh-cinta-atau-i-philophobia-i

Aaron, B.Z. Psychology Today (2020, Desember 8). “I Have Not Fallen in Love for Years”. https://www.psychologytoday.com/intl/blog/in-the-name-love/202012/i-have-not-fallen-in-love-years

Saputro, S.L., Samodra, J., Sutrisno, A.(2022). After You: Edukasi tentang Philophobia bagi Remaja melalui Film Animasi 2D. JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts. Vol. - Page 447-468

Posting Komentar